Cerita Ki Manteb Sudarsono Saat Bawakan Goro-Goro Pada 100 Hari Wafatnya Ki Seno Nugroho
Ki Manteb Sudarsono saat membawakan Goro-Goro pada 100 hari peringatan wafatnya Ki Seno Nugroho, Sedayu
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
Sesuai rencana, Gadhing Pawukir akan tampil bersama Ki Gadhang Prasetyo sebagai pentas pembuka wayang climen Ki Manteb Sudarsono.
S
etelah beberapa saat coba dipulihkan, Gadhing Pawukir yang sudah mengenakan pakaian dalang, muncul di Pendopo Tunggul Pawenang.
Ia didampingi mentornya, yang akrab disebut Mas Gendut Dalang Berijazah, terus diupayakan bisa tampil prima.
Ibunya juga mendampingi Gadhing.
Sembari menunggu kesiapan Gadhing, persiapan pentas diisi tetembangan dan alunan gending gamelan.
Delapan sinden Wargo Laras Classic tampil.
Gadhing masih terlihat lelah, lesu, keringat terus bercucuran di dahinya.
Ia dipijat ibunya, sembari dipeluk.
Sementara Gadhang Prasetyo bersiap memulai pentas.
A
khirnya, meski kondisi Gadhing Pawukir belum terlihat fit, Ki Gadhang Prasetyo membuka pentas berlakon pendek Wahyu Cakraningrat.
Sembari menunggu segmen kedua, bagian yang akan dipentaskan Gadhing, Gadhang Prasetyo tampil lugas, percaya diri, dan semakin menunjukkan kematangannya.
Setelah menyelesaikan babak pertama, giliran Gadhing Pawukir memainkan babak perang.
Sempat jeda beberapa saat, Gadhing bangkit dan naik ke panggung.