Serie A
AC MILAN: Demi Rossoneri, Calhanoglu Tolak Tawaran dari Inggris & Respons Klub ke sang Trequartista
Hakan Calhanoglu telah menjadi satu dari pemain paling penting bagi AC Milan belakangan ini.
Penulis: Joko Widiyarso | Editor: Joko Widiyarso
Kemudian, seperti yang diharapkan banyak orang, titik balik datang.
Montella diganti Gattuso

Setelah banyak kesalahan taktis dan pergolakan, pada November lalu, manajemen Rossoneri memutuskan untuk memecat Vincenzo Montella.
Gennaro 'Rino' Gattuso tiba di tempat yang terakhir, dan dia melakukan langkah sederhana namun sangat penting, yakni memberi tim sebuah identitas.
Legenda Rossoneri itu memutuskan untuk fokus pada formasi 4-3-3.
Gattuso pun memberikan kepercayaan kepada Calhanoglu untuk menempati pemain sayap kiri di trisula bersama Suso serta satu di antara Nikola Kalinic, Andre Silva dan Patrick Cutrone.
Dengan Gattuso, gelandang Turki itu mulai tampil lebih baik dan juga lebih banyak mencetak gol.

Tendangan jarak jauh ke gawang Arsenal adalah satu dari aksi gemilangnya.
Dan di pertandingan terakhir musim ini, dia mencetak gol tendangan bebas pertamanya untuk klub.
Dia mengakhiri musim pertamanya dengan 45 penampilan, 8 gol dan 17 assist.
Ini adalah angka yang positif, tetapi Calhanoglu yang sesungguhnya sebenarnay belum tiba.
Meskipun tidak jarang tampil mengecewakan dari banyak pertandingan, Gattuso menganggapnya sebagai starter yang tidak perlu dipersoalkan.
Pada musim 2018/19, AC Milan nyaris lolos ke Liga Champions tetapi itu tidak cukup, sehingga Gattuso dipecat.
Marco Giampaolo didatangkan untuk menggantikan mantan gelandang Diavolo tersebut.
Dan itu dimulai dengan baik untuk Calhanoglu saat dia mencetak gol di pertandingan pertama musim ini melawan Brescia.
Namun, meski mencatatkan beberapa penampilan apik, sebelumnya dia juga kesulitan untuk tampil secara konsisten, seperti anggota tim lainnya.
Era Stefano Pioli

Rossoneri berada dalam krisis dan benar-benar menjadi bencana besar untuk sebuah klub hingga ada perubahan manajerial lainnya, dengan masuknya Stefano Pioli sebagai pelatih baru.
Perubahan itu tidak langsung terjadi tetapi pada Januari, ketika juru taktik itu beralih ke 4-2-3-1, Calhanoglu dan tim mulai menemukan jalan yang benar.
Sebagai gelandang serang, dalam peran trequartista, dia sepertinya menemukan tempatnya.
Kemudian, bukan hal yang sepele, dia langsung mendapatkan kepercayaan dari sang pelatih untuk peran tersebut.
Dalam periode pasca-lockdown, ia tampil luar biasa di semua aspek, ketika menutup musim dengan raihan 11 gol dan 9 assist.
Di awal musim ini, ritmenya bermain tidak berubah. Sebaliknya, Calhanoglu memperoleh kepercayaan yang lebih besar.
Ketika Ibrahimovic absen karena cedera, pemain Turki itu menopang tim di pundaknya, baik dari sudut pandang teknis maupun karakter.
Penalti yang didapat dan diubah di menit akhir melawan Rio Ave adalah simbol pentingnya pemain nomor 10, membawa timnya meraih kemenangan penting.
Namun di paruh pertama musim, ia mencetak enam gol, sebelum terpaksa berhenti karena cedera pergelangan kaki dan kemudian Covid.
Ketidakhadirannya dirasakan, itu pasti, dan tanpa dia di trio penyerang AC Milan telah mengalami kesulitan untuk membobol gawang lawan.