Sapa Aruh Sri Sultan HB X: Klaster Keluarga Mendominasi, Masyarakat Perlu Berdayakan Jaga Warga
Gubernur sekaligus Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X memberikan pesan dan imbauan kepada masyarakat terkait penanganan
Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Kurniatul Hidayah
Maka, rasa tenggang rasa antar tetangga dengan kemauan siap berbagi atas dasar peduli lindungi harus terus dipupuk.
Dengan kata lain menjaga budaya sapa aruh dengan saling menyapa atas kondisi kesehatan dan keselamatan tetangga untuk meningkatkan kesiap-siagaan warga.
"Guyub rukun, dengan mengedepankan semangat gotong-royong dalam menghadapi COVID-19 serta berbagai dampaknya," jelasnya.
Mengingat kondisi pandemi COVID-19 yang kian meluas, setiap warga perlu memberdayakan diri dengan sistem kelompok Jaga-Warga, agar terbangun RT/Dusun Siaga-Tangguh melalui kesepakatan bersama.
• Peduli Sesama, Seorang Guru di Klaten Bagikan Ratusan Nasi Bungkus Gratis Tiap Selasa dan Jumat
Diperlukan kesigapan setiap warga dengan penanganan yang cepat dan tepat untuk memutus rantai penularan COVID-19 dan mencegah jatuhnya korban.
"Secara garis besar itulah gambaran aktivasi jaga warga dan efektifikasi PTKM berbasis RT atau dusun," tuturnya.
Pada saatnya nanti, dirinya akan segera diterbitkan aturan detailnya melalui Surat Keputusan (SK) Gubernur DIY yang menjadi kesepakatan bersama bupati/walikota untuk membangun ketahanan warga dari RT atau dusun.
HB X pun berpesan kepada masyarakat agar dapat menjalani segala peraturan dengan tulus tanpa adanya suatu keterpaksaan. Sebab, hal itu adalah demi kebaikan masyarakat itu sendiri.
"Pakai Masker bukan karena takut didenda, jaga jarak bukan karena menghindari teguran, dan sering cuci tangan bukan karena disuruh, tapi supaya jangan tertular," tandasnya. (tro)