Dari Hobi Membawa Hoki, Warga Kulon Progo Kreasikan Produk Karung Goni Tembus Pasar Internasional

Ia menceritakan awal mula merintis usaha ini karena hobinya yang menyukai barang-barang etnik khususnya berbahan dasar dari karung goni.

Penulis: Sri Cahyani Putri | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA/ Sri Cahyani Putri
Pemilik Ghoniku, Tri Nur Utami sedang memamerkan produknya di rumah produksinya yang berada di Jogoyudan, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Sri Cahyani Putri Purwaningsih

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Seperti pepatah, pekerjaan paling menyenangkan adalah hobi yang dibayar.

Kondisi itu dialami oleh pemilik Kerajinan Ghoniku, Tri Nur Utami.

Ia menceritakan awal mula merintis usaha ini karena hobinya yang menyukai barang-barang etnik khususnya berbahan dasar dari karung goni.

Sebab, dirinya menganggap barang etnik memiliki keunikan tersendiri.

Nur juga melihat saat itu karung goni hanya digunakan sebagai tempat kopi. 

Info Prakiraan Cuaca BMKG Yogyakarta Hari Ini, Selasa 9 Februari 2021

Karena melihat peluang, ia akhirnya memanfaatkan bahan tersebut untuk membuat tas. 

"Jadi awalnya iseng-iseng dari hobi kemudian membawa hoki. Awalnya juga hanya membuat tas saja lalu ada satu, dua orang yang pesan," ucapnya belum lama ini. 

Untuk lebih meningkatkan usahanya, ia kemudian mengikuti pelatihan dari Dinas Koperasi dan UMKM Kulon Progo

Selain itu, juga sering mengikuti setiap tawaran pameran yang diberikan baik berbayar maupun tidak berbayar. 

Kini produk buatan Nur telah memiliki sebanyak 50 item yang terpajang di rumah produksinya di Jogoyudan, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo

Di antaranya tas, dompet, tempat tisu, taplak meja dan sarung bantal. 

Hasil kerajinan itu dibuat Nur dengan menggunakan karung goni yang dipadupadankan dengan kain batik dan lurik khas Kulon Progo

Namun demikian, dirinya juga melayani konsumen apabila menginginkan model lain. 

"Jadi model tidak harus baku dari saya. Konsumen mau minta model seperti apa selagi saya mampu dan bisa akan saya buatkan. Yang terpenting bahan untuk membuat produk itu tersedia," ungkap Nur. 

Sebab, ia mengaku untuk mendapatkan bahan karung goni begitu susah. 

Terlebih dengan kondisi pandemi saat ini, karung goni yang semula harganya Rp 1.000 bisa menjadi dua kali lipat. 

Pria Hanyut di Sungai Kalongan Panggang Gunungkidul, Sampai Saat Ini Masih Hilang

Adapun produk tersebut dijual seharga Rp 30.000 - Rp 350.000

Selain dijual di Indonesia, produk Ghoniku juga telah diekspor hingga ke Singapura dan Malaysia. 

Dengan demikian, omzet yang didapatkan oleh Nur bisa mencapai Rp 60 juta. 

Namun dengan adanya pandemi Covid-19 ini, omzet yang didapatkan mengalami terjun bebas. 

Ia hanya mendapatkan omzet sekitar Rp 5 juta saja. (scp) 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved