Yogyakarta

Disperindag Sebut PSTKM Tak Pengaruhi Laju Ekspor-Impor DIY

Pemberlakuan Pengetatan Secara Terbatas Kegiatan Masyarakat (PSTKM)  tidak mempengaruhi perkembangan sektor ekspor dan impor di wilayah Yogyakarta.

The Indian Wire
Ilustrasi ekspor impor 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemberlakuan Pengetatan Secara Terbatas Kegiatan Masyarakat (PSTKM)  tidak mempengaruhi perkembangan sektor ekspor dan impor di wilayah Yogyakarta.

Kepala Seksi Fasilitasi Eskpor dan Impor, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Istimewa Yogyakarta, Theresia Sumartini mengatakan, sejauh ini laju ekspor dan impor tetap berjalan dengan baik.

"Selama PSTKM tidak ada perbedaan secara signifikan. Keduanya tetap berjalan. Namun, untuk data pastinya per Januari 2021 kami belum mendata lebih lanjut," jelasnya kepada Tribunjogja.com, pada Senin (08/02/2021).

Sementara itu, selama periode 2020, pergerakan sektor ekpor dan impor mulai menunjukkan penguatan.

Berdasarkan data BPS DIY terkait laju ekspor per Desember 2020 mencapai peningkatan sebesar 33,43 persen atau senilai 45,5 juta dolar Amerika Serikat dibandingkan bulan sebelumnnya.

Adapun ekspor terbesar dilakukan ke negara Amerika Serikat sebesar 18 juta dolar Amerika Serikat, Jerman 5 juta dolar Amerika Serikat, dan Jepang 4,8 juta dolar Amerika Serikat.

Dengan komoditi yang paling banyak di ekspor yakni, pakaian jadi bukan rajutan barang-barang rajutan, dan perabot penerangan rumah.

Kelompok komoditas dengan nilai ekspor tertinggi masing -masing sebesar 18,2 juta dolar Amerika Serikat, 5,6 juta dolar Amerika Serikat, dan 4,8 juta dolar Amerika Serikat.

Sedangkan untuk impor per Desember 2020, DIY mengalami sedikit penurunan dibandingkan bulan sebelumya yaitu 30, 68 persen atau 12,2 juta dolar Amerika Serikat.

Frekuensi Perjalanan Kereta Api Meningkat, Perlintasan di Tegalsepur Klaten Bakal Ditutup Besok

Sri Sultan Hamengku Buwono X : Sanksi PSTKM Skala Mikro jadi Kewenangan Bupati dan Wali Kota

Penurunan impor disebabkan lima negara asal barang utama mengalami penurunan akibat berbagai hal selama pandemi. Penurunan terbesar disumbangkan dari negara Amerika Serikat sebesar 68,75 persen atau 3,3 juta dolar Amerika Serikat.

"Keadaan ekspor dan impor mulai berangsur mengalami pergerakan. Ke depannya diharapkan bisa lebih stabil dan hasil dari PSTKM bisa tercapai sehingga ekonomi dapat berjalan dengan optimal," tuturnya.

Naiknya tren ekspor juga dirasakan oleh eksportir yang ada di DIY satu di antaranya Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo)  Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Penasihat  (Asmindo) (DIY) sekaligus Ketua Bidang Organisasi DPP Asmindo DIY, Endro Wardoyo menuturkan, geliat ekpor mulai terjadi sejak November 2020 lalu.

"Pada saat itu, permintaan produk mulai berdatangan. Buyer-buyer mulai berani bertransaksi, keadaan ini jauh lebih baik dibandingkan dengan awal Maret 2020 lalu,"ujarnya.

Ia mengatakan, kenaikan permintaan meningkat hingga 30 persen dibandingkan periode sulit sekitar Maret hingga Agustus 2020 lalu.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved