Sudah Ada 36 Ibu Hamil Positif Covid-19, Pemkab Sleman Siapkan Rumah Sakit Lapangan Bersalin
Pemerintah Kabupaten Sleman sedang mempersiapkan dan berupaya mendirikan Rumah Sakit Lapangan Bersalin
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Pemerintah Kabupaten Sleman sedang mempersiapkan dan berupaya mendirikan Rumah Sakit Lapangan Bersalin, bagi Ibu hamil yang terkonfirmasi positif Corona Virus Disease-2019 atau (Covid-19).
Sebab, selama ini ketika akan melahirkan, banyak Ibu hamil yang terpapar corona kesulitan mendapatkan fasilitas kesehatan.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Sleman dr Wisnu Murti Yani MSc mengungkapkan, RS Lapangan Bersalin akan diproyeksikan supaya pasien Ibu hamil yang positif Covid-19 dapat tertangani dengan baik.
Jangan sampai ditolak.
• UN Ditiadakan, Kepala Sekolah Jelaskan AKM 2021 untuk Menilai Proses Pembelajaran
Selama ini, menurut dia, ada beberapa rumah sakit maupun Puskemas, tidak mau menerima ibu hamil positif corona, karena memang keterbatasan sarana dan prasarana.
Kebanyakan faskes menolak karena memang belum memiliki fasilitas standar yang mencukupi, untuk dapat melayani pasien Ibu hamil positif Covid-19.
"Misalnya Puskesmas, hanya punya satu ruang persalinan. Ketika dipakai pasien Covid-19. Kemudian, kebetulan akan dipakai pasien normal. Maka harus (lebih dulu) di-dekontaminasi. Makanya, tidak mampu menerima (Ibu hamil positif Covid-19)," ucap dia, Jumat (5/1/2021).
Wisnu mengungkapkan, berdasarkan laporan dari Puskemas periode 1-4 Februari 2021, Ibu hamil positif Covid-19 di Kabupaten Sleman berjumlah 36 orang.
Rinciannya, wilayah Sleman dari kecamatan bagian tengah ada 12 orang dan bagian timur 16 orang, sementara di bagian barat ada 8 orang.
Mereka, adalah Ibu hamil yang dinyatakan positif corona dari hasil pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR).
Menurut dia, data tersebut sangat dinamis.
"Bisa saja ada yang sudah 14 hari isolasi, kemudian sudah negatif," terangnya.
Tetapi yang pasti, kata dia, ketika sang Ibu terpapar Covid-19 di usia kandungan 24 minggu.
Maka ketika memasuki usia persalinan, dipastikan sudah negatif.
Wisnu menyampaikan, RS Lapangan Bersalin, bagi Ibu hamil positif Covid-19 sangat penting.
Sebab, banyak faskes tidak mau melayani, karena keterbatasan sarana.
Meskipun, saat ini sudah ada beberapa RS yang secara khusus menyediakan bed persalinan bagi pasien Covid-19.
Di antaranya, RSUD Prambanan (1 ruang persalinan), RS Bhayangkara (1 ruang), RS Panti Rini (2 ruang), dan RS Sardjito (1 ruang). Rumah sakit tersebut, berada di wilayah Sleman bagian timur.
Lalu, di wilayah Sleman tengah, ada RSUD Sleman (1 ruang), dan RS Sakinah Idaman (1 ruang).
Sementara untuk wilayah Sleman bagian barat, seperti Moyudan dan Minggir belum ada.
Seandainya, di dua kecamatan tersebut, ada Ibu hamil positif Covid-19 akan melahirkan, sementara fasilitas kesehatan di lokasi tersebut tidak mampu melayani, maka pasien harus dilarikan ke RSUD Sleman.
Itupun kapasitasnya hanya satu ruangan. Kalau sudah terpakai, pasien tidak memungkinkan dilarikan ke RSUD Prambanan.
Sebab, di sana juga kapasitasnya hanya memiliki satu ruangan.
Hampir pasti terjadi kekurangan ruang persalinan untuk Ibu hamil Covid-19.
Karenanya RS Lapangan Bersalin, sebagai rumah sakit darurat selama pandemi, sangat dibutuhkan.
"Agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang sudah mendesak," ungkap dia.
Sesuai rencana, RS Lapangan Bersalin ini akan didirikan di Kecamatan Moyudan (Sleman Bagian Barat) dengan kapasitas 15-20 ruangan.
Adanya rumah sakit ini, diharapkan dapat mengurangi kesenjangan fasilitas kesehatan di wilayah Sleman bagian Barat.
Progresnya, saat ini masih dalam proses tahap awal penyusunan anggaran dari APBD.
Menurut Wisnu, anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp 2,5 - Rp 3 miliar.
Digunakan untuk pengadaan sarana dan prasarana.
Wisnu berharap warga Moyudan tidak menolak kehadiran Rumah sakit Lapangan Bersalin.
Sebab, keberadaannya sangat kebutuhan bagi Ibu hamil.
Pihaknya memastikan, warga sekitar lokasi tetap aman karena dari segi jarak tidak berdekatan langsung dengan permukiman.
Kemudian, penataan ruang, antara Ibu hamil positif corona dengan yang tidak, akan memiliki jalur berbeda.
Ruang bersalin bagi ibu hamil positif nantinya akan dilengkapi dengan delivery chamber atau alat untuk mengurangi transmisi udara dan droplet.
• Transaksi Uang Dinar dan Dirham di Indonesia Menyalahi Undang-Undang, Begini Kata Pakar Ekonomi
"Jadi pas bersalin, kepala ibu ada kotak sendiri. Yang kebuka hanya perut kebawah," tutur dia.
Untuk tenaga medis juga menggunakan APD lengkap level III sesuai standar penanganan Covid-19. Didalam ruangan juga dilengkapi hepa filter. Berfungsi menyedot udara di dalam ruangan kemudian disterilkan.
Terpisah, Pengelola Analisis Kesehatan Ibu dan Anak Bidang Kesmas Dinas Kesehatan Sleman, Ana Amalia Rizqi menyebutkan, sepanjang tahun 2020, terdapat 8 kematian Ibu hamil di Sleman.
Jumlah kematian serupa juga tercatat di tahun 2019.
Menurutnya, hasil audit yang dilakukan, kematian Ibu hamil di Sleman disebabkan oleh sejumlah faktor.
Di antaranya, pada tahun 2020, ada satu kasus kematian Ibu hamil disebabkan karena pre-eklampsia, atau komplikasi kehamilan.
"Ada juga yang disebabkan karena hipertensi. Dalam kasus semacam ini, biasanya ada riwayat penyakit sejak remaja. Namun kurang terscreening dengan baik," ungkap dia. (Rif)