Ki Anom Subekti
Biodata dan Karir Dalang Ki Anom Subekti, Semasa Hidup Dikenal Dermawan, Ini Kisahnya
Biodata dan Karir Dalang Ki Anom Subekti, Semasa Hidup Dikenal Dermawan, Ini Kisahnya
TRIBUNJOGJA.COM - Dunia pedalangan tanah air berduka, salah satu dalang yang turut menghidupkan kesenian wayang di wilayah Rembang Jawa Tengah meninggal dunia.
Dalang Ki Anom Subekti beserta istri, anak dan cucunya hilang nyawa lantaran diduga dibunuh.
Ki Anom Subekti sendiri dikenal sebagai sosok Dalang yang ikut andil memasyarakatkan kesenian wayang di Indonesia.
Dikutip dari Tribunjateng.com, sosok Ki Anom Subekti diceritakan oleh Puji Darsono alias Ki Dalang Gondrong Al-Frustasiah adalah orang yang baik.
Menurut Ki Dalang Gondrong, Ki Anom Subekti adalah sosok yang ramah dan baik pada siapa pun.
• Info Cuaca BMKG Sabtu 6 Februari 2021: Daftar Wilayah Berpotensi Cuaca Ekstrem Hujan Lebat dan Angin
• Ayo Dipilih Bun, Tanaman Hias Berikut Ini Cocok Diletakkan Dalam Ruangan
• Ungkap Pelaku Pembunuhan Keluarga Dalang Ki Anom Subekti Rembang, Polisi Temukan Sidik Jari Pelaku
Ki Dalang Gondrong menilai sosok Anom Subekti sebagai orang tua yang ramah dan baik pada siapa pun.
“Bagi saya beliau adalah sahabat, guru, sekaligus orang tua saya,” katanya ketika ditemui Tribunjateng.com di kediamannya yang berada di Pancur, Rembang, Kamis (4/2/2021) malam.
Ki Gondrong menyebut, Anom Subekti juga memperhatikan regenerasi seniman tradisional.
Putranya yang bernama Danang ia didik menjadi dalang profesional juga.
Selain itu, di padepokannya ia juga mengajari anak-anak seni pedalangan dan karawitan.

Ki Gondrong menyebut Ki Anom Subekti dekat dengan semua orang dan sangat dermawan.
Mengenai kedermawanan almarhum, Ki Gondrong punya beberapa cerita.
Satu di antaranya ialah, di awal karir mendalangnya dulu, ia pernah dipersilakan memakai gamelan dan perlengkapan pertunjukan wayang milik almarhum tanpa harus membayar biaya sewa.
"Dulu tahun 90-an sebelum reformasi, saya mulai sering tampil mendalang. Waktu tarif nanggap saya cuma Rp 600 ribu sudah komplit berikut segala peralatan dan krunya. Saya lihat gamelan punya Pak Bekti dan ingin memakainya.
Pak Bekti lalu tanya, saya jawab bahwa saya tidak mampu menyewanya karena tarif nanggap saya kecil.