Bisnis
Terdampak Pandemi, 50 Hotel dan Restoran di DI Yogyakarta Mati Sampai Jual Aset
Sebanyak 50 hotel dan restoran yang tutup adalah kebanyakan hotel non-bintang, restoran kecil dan rumah makan.
Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Gaya Lufityanti
Apalagi karyawan hotel yang sudah menyatakan mati.
"Seperti yang terengah-engah sudah banyak yang dirumahkan 171 yang masih buka. Sudah banyak dirumahkan. Kalau yang mati kan PHK. Padahal mereka tidak punya uang untuk pesangon dan lain-lain. Satu-satunya jalan menjual aset," tuturnya.
Hotel dan restoran yang sudah tutup juga menjual aset mereka, demi menanggung tagihan, pesangon dan lain-lain.
"Hotel dan restoran yang tutup jual aset, ya karena dia mau apalagi, yang untuk biaya karyawannya mengaji, menanggung tagihannya darimana kalau sudah tak bisa apa-apa. Ya properti mereka (dijual), karena sudah tutup. Karena sudah tutup ya ngapain. Sudah tak ada kekuatannya," tuturnya.
• Tingkat Okupansi hotel Jeblok, PHRI DIY: PSTKM Ini Berpotensi akan Menambah Korban Lagi
Pihaknya mengatakan perlunya sentuhan dari pemerintah.
Ada solusi seperti relaksasi dan insentif.
Hal ini karena dari PPKM yang pertama saja, sudah 30 hotel dan restoran yang tutup.
Tahap kedua sebanyak 20.
Jika kondisi ini terus berlanjut, ditakutkan lebih banyak lagi korban.
"Oleh karena itu kita butuh sentuhan dari pemerintah, misalnya solusi relaksasi insentif, karena dengan PTKM ini yang pertama saja sudah 30 hotel dan restoran yang menyatakan dia mati atau tutup. Ditambah yang kedua ini tambah 20 menjadi 50 jadi total 50 di DIY. Kalau tak ada, bisa tambah banyak korban," tuturnya.( Tribunjogja.com )