Cerita Calon Jemaah Umrah Asal Sleman, Dua Kali Tertunda ke Tanah Suci Karena Imbas Pandemi Covid-19

Perasaan kecewa tentu ia rasakan, namun kondisi yang terjadi membuatnya mau tidak mau harus menerimanya dengan ikhlas.

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Muhammad Fatoni
Dok.Pribadi/Uul Jihadan
Dokumentasi Uul Jihadan, beberapa saat sebelum berangkat di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Banten (27/2/2020) lalu 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Uul Jihadan, pria asal Godean Sleman ini mencoba bersikap legawa setelah dirinya kembali tertunda untuk melaksanakan ibadah umrah ke Mekkah.

Perasaan kecewa tentu ia rasakan, namun kondisi yang terjadi membuatnya mau tidak mau harus menerimanya dengan ikhlas.

Uul Jihadan mengaku sudah dua kali tertunda berangkat ke tanah suci untuk melaksanakan ibadah umrah.

"Kalau kami ya pengen banget umrah, cuma kalau kondisi seperti ini dipaksakan ibadah nggak leluasa juga," katanya kepada Tribunjogja.com, Rabu (3/2/2021).

Uul merupakan satu di antara banyak calon jemaah umrah dari Indonesia yang harus tertunda keberangkatannya ke Tanah Suci Mekkah.

UPDATE COVID-19 DI Yogyakarta:  Bertambah 312 Kasus, Total Kasus Positif Jadi 22.585 Kasus

Jemaah Umrah Harus Berumur 18-50 Tahun, ASITA DIY Sebut Peraturan Masih Sering Berubah

Hal itu tak lepas dari kebijakan pemerintah Arab Saudi yang melakukan pembatasan penerbangan internasional, lantaran kondisi pandemi Covid-19 yang belum mereda.

Uul menjelaskan, seharusnya ia bersama tiga angota keluarga lainnya berangkat pada 27 Februari 2020 lalu.

Dia berangkat dari Yogyakarta langsung menuju Bandara Soekarno Hatta untuk siap-siap berangkat ke Arab Saudi.

Pembayaran tiket, hotel dan keperluan lainnya sudah dibayar lunas ke pihak biro PPIU.

Rencananya, Uul dan keluarganya akan terbang menggunakan pesawat Saudi Airlines dengan jadwal penerbangan sekitar pukul 13.30 WIB saat itu.

"Kami sudah boarding pass dan tinggal berangkat, tiba-tiba menerima pengumuman jika ada pembatalan penerbangan. Itu yang awal pertama kali Arab Saudi berlakukan pembatasan akses masuk," jelas dia.

Kekecewaannya tak terbendung, lantaran pesawat terakhir pada saat itu take off sekitar pukul 11.30 WIB, atau satu jam sebelum pesawat yang akan dinaikinya berangkat.

"Teman saya yang dari Klaten yang beruntung karena berangkat. Itu kloter terakhir satu jam sebelum pesawat saya berangkat," imbuhnya.

Pemberitahuan pembatalan tersebut diumumkan oleh biro PPIU pada saat itu. Ia pun memaklumi atas kebijakan pemerintah Arab Saudi.

Pihak Biro pada waktu itu menyarankan untuk menunggu update informasi selama dua hari.

"Tapi saya pulang saat itu juga. Padahal semua barang-barang sudah masuk bagasi pesawat. Ya kami memaklumi kebijakan itu," terang Uul.

Sementara untuk penundaan yang kedua kalinya ini, Uul memustuskan untuk tetap menunggu meski saat ini masih belum ada kejelasan dari pemerintah.

Dirinya berharap supaya pandemi COVID-19 segera usai, agar aturan ibadah umrah bisa normal kembali.

"Saya milih menunggu saja, karena saya ada ibu juga yang sudah sepuh usianya 60 lebih. Kan syaratnya sekarang usia maksimal 59 tahun," tutur Uul.

Ada Pembatasan Masuk ke Arab Saudi, Kanwil Kemenag DIY Setop Pendaftaran Umroh Sementara Waktu

Info Umrah Terbaru Masa Pandemi Setelah Arab Saudi Buka Akses Perjalanan

Selain itu, pelaksanaan umrah berdasarkan informasi yang ia dapatkan juga para jemaah harus karantina terlebih dahulu di hotel Arab Saudi sebelum menjalankan umrah.

"Saya tunggu sampai situasi membaik. Karena info para jemaah di saja juga pelaksanaannya harus swab dulu. Hotel juga dibatasi," ujarnya.

Sulit Untuk Pulang

Cerita lain juga turut dituturkan oleh Uul. Ia menjelaskan bahwa tak sedikit para jemaah yang sudah terlanjur berangkat harus tertahan di tempat transit.

Sehingga mereka sulit untuk dapat kembali lagi ke tanah air, di sisi lain pesawat yang membawa jemaah tidak dapat melanjutkan perjalanan ke Arab Saudi.

"Ada mereka sudah terbang sudah di Dubai, dan Kuala Lumpur untuk transit justru pesawatnya tertahan di sana. Mau pulang juga susah," terangnya.

Januari kemarin, Uul mengaku sudah dihubungi oleh pihak biro PPIU untuk cepat-cepat bergegas.

Akan tetapi dirinya memahami dalam kondisi pandemi COVID-19 seperti saat ini sangat sulit dan banyak protokol yang harus dilaksanakan.

"Saya disuruh untuk bersiap-siap. Tapi saya pilih menunggu saja," papar Uul.

Hingga kini dirinya masih terus menunggu perkembangan selanjutnya dari kebijakan yang dibuat pemerintah Arab Saudi terkait pembatasan akses masuk tersebut.

( tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved