Cuaca Ekstrem DI Yogyakarta

Potensi Cuaca Ekstrem Masih Terjadi di DI Yogyakarta, Larangan Penambangan Pasir di Gunung Merapi

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi, DI Yogyakarta (DIY) masih harus menghadapi cuaca ekstrem di bulan Februari

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
dok.via kompas.com
ilustrasi peringatan cuaca ekstrem 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi, DI Yogyakarta (DIY) masih harus menghadapi cuaca ekstrem di bulan Februari 2021 ini.

“Intensitas hujan sedang hingga lebat masih berpotensi terjadi hampir di sebagian wilayah DIY, di semua kabupaten dan kota,” ungkap Kepala Stasiun Klimatologi (Staklim) Yogyakarta, Reni Kraningtyas kepada Tribun Jogja, Senin (1/2/2021).

Ia menjelaskan, dampak dari intensitas hujan sedang dan lebat itu berbeda-beda, tergantung dari topografi daerah masing-masing.

Baca juga: BPPTKG Sebut Kubah Lava Gunung Merapi Terus Tumbuh

“Di lereng Gunung Merapi, tetap diwaspadai meski itu bukan longsor, tapi guguran dan material Gunung Merapi. Info yang kami dapat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), material yang dikeluarkan cukup banyak,” tuturnya lagi.

Reni mengimbau masyarakat agar tetap waspada, khususnya untuk para pengungsi yang telah dipulangkan.

Sebab, area 5 kilometer dari Gunung Merapi tetap berbahaya dan butuh kewaspadaan tinggi agar tidak terjadi bencana.

Ia mengingatkan, Kabupaten Sleman juga terdampak cuaca ekstrem dengan curah hujan cukup tinggi.

“Para penambang pasir dilarang keras untuk menambang pasir di hulu sungai karena masih sangat membahayakan,” jelasnya.

Baca juga: Pekan Ketiga PSTKM, Pelanggaran Prokes Masih Tinggi, Satpol PP Sita 98 KTP

Aktivitas penambangan pasir di hulu sungai dinilai membahayakan karena selain dekat dengan puncak Merapi, intensitas hujan masih tinggi.

Sehingga ditakutkan ada banjir yang menghantam hulu sungai ketika para penambang masih beraktivitas.

“Masyarakat harus waspada. Daerah yang jarang terkena bencana juga waspada,” tandas Reni. (ard)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved