Rubrik Otomotif Gaspol 52, NSR 150 Series, Motor 2-Tak Honda yang Jadi Primadona
Tak dapat dipungkiri, Honda NSR 150 series menjadi satu di antara motor sport 2-tak yang melegenda di Indonesia
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM - Tak dapat dipungkiri, Honda NSR 150 series menjadi satu di antara motor sport 2-tak yang melegenda di Indonesia. Meski era kejayaannya sudah lewat, NSR 150 series tetap menjadi primadona dan bahkan harganya semakin menggila.
Motor satu ini pernah jadi tunggangan idaman anak muda di seluruh Indonesia. Dirilis di awal tahun 90-an, Honda NSR mampu menyedot animo penggila sport bike. Kala itu, motor ini termasuk yang paling mahal ada di Indonesia dengan harganya yang relatif lebih tinggi dibanding para pesaingnya.
Di samping harganya yang relatif tinggi dibandingkan pesaingnya, populasi Honda NSR di Indonesia pun terbilang sedikit apabila dibandingkan motor-motor yang diproduksi di Indonesia secara lokal. Ya, hal ini tentu beralasan sebab mayoritas NSR 150 series ini masuk ke Indonesia secara CBU (Completely Build Up) dari Thailand.
Dua dekade setelah terakhir kali dirilis, nyatanya NSR 150 series tak sedikitpun kehilangan pamornya. Desain sporty-nya yang tak lekang zaman, teknologi mesin canggih yang ditawarkan, nilai investasi nan menjanjikan, serta jadi nostalgia bagi para pemiliknya, menjadi alasan NSR 150 series layak jadi incaran.
Baca juga: 4 SHIO yang Diprediksi Bakal Beruntung dan Punya Hoki Bagus di Bulan Februari 2021
"Alasannya beragam sih, dari impresi berkendara ketika pernah mencoba NSR punya family atau teman. Ada pula yang nostalgia lantaran ketika masa remajanya NSR 150 series ini jadi motor impiannya yang belum terbeli," ujar Aksa Darul, ketua komunitas Honda Racing Community (HRC) Jogja kepada Tribunjogja.com beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut ia menceritakan, beberapa seri NSR 150 pernah ia koleksi yang bergonta-ganti. Mulai dari NSR pertamanya yakni tipe R yang dibeli bekas tahun 1998, RR atau Astra, SP, dan kini tersisa satu motor yakni tipe New RR tahun 2001 alias generasi NSR 150 series paling bontot. Saudara beda versinya yakni FSX 150 pun pernah menjadi koleksinya.
"Motor terakhir saya ini NSR New RR tahun 2001. Saat saya dapat 2017 silam seharga Rp 28 juta, bisa dibilang dalam kondisi masih bahan dan saya terima kondisi mati pajak 6 tahun. Berdasar kepercayaan dengan teman di Bandung, setelah melihat foto juga rekaman video, saya putuskan ambil motor ini dan kemudian dikirimkan ke Jogja," ujar Aksa Darul.
"Nah motor ini merupakan seri terakhir dari NSR, sehingga biasa disebut NSR New RR. Tipe New RR ini justru dirilis setelah NSR SP, spek tertinggi dari Honda NSR. Jadi bisa dibilang NSR New RR ini merupakan downgrade dari NSR SP, dengan bandrol yang lebih murah," tambahnya.
Sekilas, tampilan NSR New RR ini hampir sama dengan NSR SP. Kedua motor ini tidak lagi menggunakan lampu berbentuk membulat. Tapi kaki-kakinya masih sama dengan NSR RR atau Astra.
Perbedaan lainnya yakni apabila NSR SP begitu garang dengan komponen pro arm-nya alias lengan ayun tunggal di bagian kiri, sedangkan di Honda NSR New RR ini tidak.
"Ketika pertama menerima motor ini, tentu saja banyak PR di sana sini. Dari urus pajak yang tertunggak hingga enam tahun, perbaiki mesin sampai tuntas, merestorasi atau mengembalikan ke wujud aslinya ketika pertama kali dirilis," ujarnya.
Tak sedikit kocek yang harus ia rogoh untuk merestorasi NSR New RR miliknya. Namun biaya besar yang ia keluarkan justru bukan di bagian mesin, melainkan merestorasi bagian fairing.
"Biaya restorasi ya di atas Rp 50 juta, karena motor dalam kondisi bahan jadi memang lumayan tinggi. Untuk mesin justru nomor dua (biaya perbaikannya), tapi bagian fairing yang merogoh banyak kocek sebab ada beberapa bagian yang retak karena faktor usia, belum lagi proses repaint-nya. Untuk merestorasi bagian fairing ini butuh ahli dan digarap dengan ketelitian tinggi," ungkap Aksa Darul.
"Belum lagi striping di bagian fairing yang sudah berganti warna ketika NSR New RR ini saya terima. Saya kemudian inisiatif kembalikan warna striping fairing-nya sesuai faktur aslinya, yakni merah-putih. Nah kebetulan striping merah-putih ini digunakan untuk market di luar Indonesia, jadi memang berbeda," lanjutnya.
Beruntungnya, striping fairing yang dicari justru didapat dari rekan sesama owner NSR yang berdomisili di Magelang.