Erupsi Gunung Merapi

ERUPSI Gunung Merapi : Wajib Mengungsi Hanya untuk Kelompok Rentan

Kewajiban mengungsi hanya untuk kelompok rentan saja, misalnya balita, anak-anak, difabel, lansia, perempuan hamil dan menyusui.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Ahmad Syarifudin
Pemerintah Kabupaten Sleman menggelar rapat evaluasi penanganan darurat erupsi gunung Merapi, di gedung Setda Sleman, Jumat (29/1/2021). 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Aktivitas Gunung Merapi (2.930 mdpl), sejak ditetapkan status siaga level III terus mengalami peningkatan, dan puncaknya terjadi pada Rabu (27/1/2021) kemarin, dengan mengeluarkan abu vulkanik cukup besar.

Hal itu memaksa sejumlah warga padukuhan Turgo, Purwobinangun, Pakem, Sleman yang bermukim di lereng Merapi, terutama didekat alur kali Boyong, diungsikan ke barak Purwobinangun. 

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman, Joko Supriyanto mengungkapkan, total warga pengungsi, pada awalnya mencapai 159 orang.

Namun datanya sangat dinamis alias berubah-ubah.

Saat ini berkurang, menjadi 140 orang.

Baca juga: ERUPSI Gunung Merapi : 140 Pengungsi Bertahan di Barak Pengungsian di DI Yogyakarta

Sebagian sudah kembali ke rumah.

Baginya hal itu tidak masalah.

Sebab, potensi ancaman bahaya yang dikeluarkan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) berada di radius 5 kilometer arah selatan- barat daya. 

Sementara pemukiman terdekat warga Turgo, menurutnya berada di radius 6,5 kilometer sehingga dianggap masih cukup aman dari jangkauan awan panas gunung merapi. 

"Kelompok rentan tetap tinggal (di pengungsian). Yang tidak rentan, paginya kembali ke rumah untuk merumput, tidak masalah," tuturnya, saat menggelar evaluasi penanganan darurat erupsi gunung Merapi, Jumat (29/1/2021).

Menurut Joko, kelompok yang bukan kategori rentan sebenarnya tidak wajib mengungsi.

Sebab, kewajiban mengungsi hanya untuk kelompok rentan saja, misalnya balita, anak-anak, difabel, lansia, perempuan hamil dan menyusui.

Adapun jumlah kelompok rentan, yang ada di barak pengungsian sebenarnya hanya sekitar 60-an orang. 

Sementara, total jumlah pengungsi saat ini mencapai 140 orang.

Hal itu karena kelompok rentan memiliki saudara, maupun suami, sehingga ikutan mengungsi.

Baca juga: ERUPSI Gunung Merapi : Volume Kubah Lava Menurun Signifikan, Potensi Awan Panas ke Depan Menurun

"Yang tidak rentan, kemudian ada saudaranya, ada istrinya, mengungsi. Maka dia ikut ke pengungsian juga nggak papa," ujar Joko.

Mereka akan diungsikan di Barak Purwobinangun hingga waktu yang belum ditentukan, sembari menunggu sampai aktivitas gunung merapi kembali normal dan aman. 

Lebih lanjut, Joko mengungkapkan, rapat evaluasi penanganan darurat erupsi Gunung Merapi diikuti sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

Dalam rapat tersebut, masing-masing OPD diminta untuk memberikan upaya penanganan kepada warga pengungsi.

Semisal, Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan diminta kesiapannya untuk mengatur ternak warga.

Kemudian, soal jalur evakuasi menjadi tanggungjawab Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP). 

Lalu, Dinas Perhubungan diminta untuk mengatur kesiapan mengenai lampu penerangan.

Baik penerangan yang ada di jalur evakuasi maupun di barak pengungsian.

"Jadi kami semua evaluasi dan menyusun langkah apa yang harus disiapkan sesuai Tupoksi masing-masing," kata Joko. 

Baca juga: BPBD DIY Siagakan 12 Barak Pengungsian untuk Antisipasi Erupsi Gunung Merapi

Adapun soal evaluasi pengungsian di Barak Glagaharjo, menurut dia, semua sudah berjalan bagus, bahkan warga mengapresiasi.

Sebab pelayanan kepada para pengungsi dilakukan dengan luar biasa. 

Lurah Glagaharjo, Kapanewon Cangkringan, Suroto mengatakan, warga pengungsi di Barak Glagaharjo resmi dipulangkan pada Selasa (26/1/2021) lalu.

Namun sehari setelah itu, terjadi peningkatan aktivitas Gunung Merapi hingga meluncurkan awan panas cukup besar pada Rabu (27/1/2021) sore.

Hal itu memaksa sejumlah warga Kalitengah Lor, berlarian dan berkumpul di titik kumpul.

Kemudian, karena warga merasa tidak nyaman, pada malam harinya, kembali ke pengungsian. 

"Jumlahnya ada 41 orang di Barak Glagaharjo. Tapi paginya, 36 orang pulang. Terus masih tersisa 5 orang dan kemarin sore sudah pulang. Jadi untuk wilayah Glagaharjo, saat ini sudah tidak ada pengungsi," paparnya. 

Hujan Abu

Suroto mengungkapkan, wilayah Kalitengah Lor, Glagaharjo, sempat diguyur hujan abu tipis saat gunung Merapi erupsi pada (27/1/2021) kemarin.

Namun tidak berlangsung lama.

"Hujan abu tipis, hanya sekitar 15an menit saja," ujar dia. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved