Erupsi Gunung Merapi
ERUPSI Gunung Merapi, Warga Turgo Mengungsi di Tengah Rinai Hujan
Aktivitas Gunung Merapi yang meningkat memaksa sejumlah warga di Padukuhan Turgo, Purwobinangun, Pakem mengungsi di Barak Pengungsian Kalurahan.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Aktivitas Gunung Merapi dua hari terakhir mengalami peningkatan.
Puncaknya terjadi pada Rabu (27/1/2021) siang, pukul 13.42 WIB, mengeluarkan awan panas cukup besar.
Hal itu, memaksa sejumlah warga di Padukuhan Turgo, Purwobinangun, Pakem mengungsi di Barak Pengungsian Kalurahan setempat.
Warga dievakuasi menuju barak pengungsian di tengah rinai hujan cukup deras.
Menggunakan tiga armada milik Basarnas Yogyakarta, BPBD dan Satpol-PP Sleman, dikawal oleh petugas Kepolisian.
Baca juga: Gunung Merapi Keluarkan Rentetan Awan Panas, Masyarakat Diimbau Antisipasi Abu Vulkanik dan Lahar
Kepala Pelaksana BPBD Sleman Joko Supriyanto mengatakan, pihaknya mengambil langkah untuk segera mengungsikan warga Turgo ke tempat aman.
Sebab, telah menerima informasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), yang menyebutkan bahwa, aktivitas Merapi berpotensi akan jauh lebih besar lagi.
"Dari BPPTKG menelfon, Pak Joko nanti dimungkinkan Merapi akan ada potensi lebih besar lagi. Sehingga, warga saya ungsikan," kata dia, ditemui di lokasi.
Joko menjelaskan, warga Turgo dievakusi ke Barak Kalurahan Purwobinangun, sebab barak pengungsian sementara yang ada di gedung SD Sanjaya Tritis tempatnya kecil dan dirasa tidak akan cukup untuk menampung warga.
Sehingga, diputuskan agar warga diungsikan ke Kalurahan Purwobinangun, dengan jarak sekitar 20-an Kilometer dari puncak Merapi.
Baca juga: ERUPSI Gunung Merapi, BPBD DIY: Sebagian Warga Mengungsi Karena Faktor Psikologis
Jumlah total pengungsi, Joko mengaku belum bisa memastikan.
Saat ini masih dilakukan proses pendataan.
Tetapi yang jelas, kata dia, tidak semua warga Turgo diungsikan.
Yang dievakuasi hanya warga di RT 3 dan 4.
Lalu, ada juga sebagian warga dari RT 2 dan 1.
Mereka menempati dua gedung barak pengungsian.
Yaitu, di depan Kalurahan Purwobinangun dan gedung di sampingnya, dengan jarak sekitar 100 meter.
"Dua barak itu yang sementara ini kami siapkan," paparnya.
Baca juga: ERUPSI Gunung Merapi, BPBD DIY : Belum Ada Ancaman Bahaya ke Masyarakat Secara Lebih Luas
Dengan adanya peningkatan aktivitas gunung merapi, maka kebijakan berubah.
Status tanggap darurat menurutnya tetap akan diperpanjang.
Ketua harian Unit Pelaksana Penanggulangan Bencana Kalurahan Purwobinangun, Nurhadi menyampaikan, dua barak pengungsian di Kalurahan Purwobinangun berkapasitas 56 Kepala Keluarga dan 17 Kepala Keluarga.
Barak lebih kecil, diproyeksikan untuk menampung kelompok rentan, seperti perempuan, anak-anak, lansia, dan difabel.
Kebutuhan logistik para pengungsi, diakuinya sudah siap.
"Logistik kita sudah dapat support dari Dinas sosial. Dapur umum untuk memasak juga sudah ada. Jadi sudah siap," terang dia. ( Tribunjogja.com )
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jogja/foto/bank/originals/erupsi-gunung-merapi-warga-turgo-mengungsi-di-tengah-rinai-hujan.jpg)