Erupsi Gunung Merapi
ERUPSI Gunung Merapi : Awan Panas Meluncur Sejauh 2 km, Hujan Abu Tipis Melanda Sebagian Boyolali
Awan panas juga sempat menyembur dari puncak Gunung Merapi pada pukul 12.53 WIB dengan estimasi jarak luncur 3 km ke arah barat daya.
Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Yuwantoro Winduajie
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sejak memasuki fase erupsi pada 4 Januari lalu, Gunung Merapi kembali mengalami letusan besar pada Rabu (27/1/2021) pukul 13.32 WIB.
Berdasarkan pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Gunung setinggi 2.930 mdpl tersebut mengeluarkan awan panas berjarak luncur sekitar 2 km.
"Awan panas mengarah ke hulu Kali Krasak dan Boyong," terang Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida Rabu (27/1/2021).
Fenomena alam tersebut tercatat di seismograf dan diketahui memiliki amplitudo sebesar 70 mm dan durasi 240 detik.
Baca juga: Video Detik-detik Letusan Besar Gunung Merapi Rabu Siang, Awan Panas Membumbung Tinggi dari Puncak
"Tinggi kolom tak teramati karena berkabut," jelasnya.
Awan panas juga sempat menyembur dari puncak Gunung Merapi pada pukul 12.53 WIB dengan estimasi jarak luncur 3 km ke arah barat daya.
"Tercatat di seismograf dengan amplitudo 55 mm dan durasi 317.8 detik. Tinggi kolom tak teramati karena berkabut," katanya.
Pasca erupsi, sejumlah lokasi melaporkan adanya fenomena hujan abu dengan intensitas tipis. Yakni pada beberapa desa di Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Boyolali dan Kota Boyolali.
Hanik melanjutkan, aktivitas seismik Gunung Merapi tergolong intens sejak pagi hari.
Sepanjang periode pemantauan pukul 00.00 hingga 14.00 WIB, gunung yang berbatasan dengan provinsi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta tersebut meluncurkan 36 kali guguran awan panas.
Gumpalan awan panas meluncur antara 500 meter hingga 3.000 km ke arah barat daya atau ke hulu Kali Krasak dan Kali Boyong dengan amplitudo antara 15-60 mm.
Baca juga: ERUPSI Gunung Merapi: Warga Turgo Sleman Diminta Turun, Mengungsi Sementara
"Untuk durasinya antara 83 hingga 197 detik," jelasnya.
Kendati mengalami letusan yang cukup besar, jarak luncur material vulkanik masih berada di dalam radius bahaya yang direkomendasikan BPPTKG.
Yakni 5 km dari puncak Gunung Merapi pada alur Kali Boyong, Bedong, Bebeng, Krasak, dan Putih.
Hanik menjelaskan, potensi bahaya Gunung Merapi saat ini berupa guguran lava dan awan panas di sektor selatan dan barat daya.
"Kendati demikian, erupsi eksplosif masih berpeluang terjadi dengan jarak bahaya 3 km dari puncak," jelasnya.
Hingga saat ini status Gunung Merapi masih berada di level III atau siaga. ( Tribunjogja.com )