Erupsi Gunung Merapi

BPPTKG: Probabilitas Erupsi Efusif Gunung Merapi Menguat, Potensi Bahaya Mengarah ke Barat Daya

Hasil pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta selama sepekan terakhir,

Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM / Almurfi Syofyan
Visual Gunung Merapi dilihat dari Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten beberapa waktu lalu. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Fase erupsi Gunung Merapi masih terus berlangsung hingga saat ini.

Fase erupsi ditandai dengan munculnya api diam dan lava pijar sejak 4 Januari 2021 lalu.

Pada saat ini, aktivitas seismik Gunung Merapi terpantau masih tinggi.

Hasil pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta selama sepekan terakhir, tepatnya 15 hingga 21 Januari lalu menunjukkan Gunung Merapi telah mengeluarkan lava pijar sebanyak 282 kali dengan jarak luncur maksimal 1.000 meter.

Material vulkanik tersebut menuju arah barat daya ke hulu Kali Krasak dan Kali Boyong.

Baca juga: Terkait Perpanjangan PSTKM, Pemkot Yogyakarta Akan Mengikuti Keputusan Pemda DIY dan Pusat

Baca juga: DPRD DIY Dorong Pemberian Relaksasi untuk Pelaku Usaha, Pariwisata, Hotel, dan Restoran

Sedangkan awan panas guguran terjadi sebanyak 19 kali dengan jarak luncur maksimal 1.800 meter arah barat daya.

"Terekam pada seismogram dengan amplitudo maksimal 60 mm dan durasi 209 detik," kata Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida Jumat (22/1/2021).

Aktivitas guguran paling intens terjadi pada tanggal 20 Januari 2021.

Dalam sehari, fenomena awan panas terjadi sebanyak 14 kali dengan jarak luncur maksimal sejauh 1,5 km. 

Kemudian guguran lava pijar teramati sebanyak 64 kali dengan jarak luncur maksimal sekitar 1 km.  

"Guguran terjadi peningkatan memasuki fase erupsi gunung merapi. Setelah erupsi efusif 4 Januari lalu dominannya ke barat daya," jelasnya.  

Terkait pengamatan morfologi area puncak berdasarkan foto dari sektor barat daya, menunjukkan adanya perubahan morfologi area puncak karena aktivitas guguran dan perkembangan kubah lava baru.

"Volume kubah lava pada tanggal 22 Januari adalah 104 ribu meter kubik dengan laju pertumbuhan 19 ribu meter kubik per hari," jelas Hanik. 

Lebih jauh, pada Minggu ini terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi sebesar 33 mm/jam selama 75 menit di Pos Kaliurang pada tanggal 21 Januari 2021.  

Namun kondisi cuaca itu tidak menimbulkan lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.

Hanik melanjutkan, walapun fenomena guguran mulai mendominasi, aktivitas kegempaan berangsur turun sejak Gunung Merapi memasuki fase erupsi. 

Sebelumnya, aktivitas kegempaan sempat meningkat sejak 1 Oktober 2020 dan puncak aktivitas kegempaan terjadi pada 1 Januari 2021.

"Kegempaan berangsur turun diikuti erupsi pada 4 januari. Saat ini seismograf didominasi oleh kejadian guguran," bebernya.

Baca juga: Pengungsi Gunung Merapi Asal Desa Krinjing Pulang, BPBD Kabupaten Magelang Beri Info Mitigasi

Baca juga: Tolak Perpanjangan PSTKM, PHRI DIY Akan Surati Gubernur, Bupati, Hingga Wali Kota di DI Yogyakarta

BPPTKG juga melakukan asesmen atau penilaian bahaya.

Nilai probabilitas erupsi Merapi tertinggi adalah erupsi efusif dengan presentase sebesar 43,2 persen. 

Namun ada juga kemungkinan terjadinya erupsi eksplosif dengan tingkat kemungkinan sebesar 20 persen; disusul erupsi crypto-eks 18,8 persen; dan instrusi 17,9 persen.

"Karena saat ini sudah erupsi dan cenderung bersifat efusif serta memperhatikan arah erupsi saat ini maka potensi bahaya saat ini ke arah barat daya," tandasnya. 

Potensi bahaya saata ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. 

Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau maksimal 3 km dari puncak. (tro)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved