Partisipasi Pria untuk Ikut Program KB di Sleman Masih Rendah
Jumlah akseptor program KB di Kabupaten Sleman, sepanjang tahun 2020, mengalami peningkatan, meski dalam situasi pandemi
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Jumlah akseptor program KB di Kabupaten Sleman, sepanjang tahun 2020, mengalami peningkatan, meski dalam situasi pandemi corona.
Namun, peningkatan peserta aktif KB pasangan usia subur itu, mayoritas adalah perempuan.
Jumlah KB aktif pria, di Bumi Sembada angkanya masih relatif kecil.
Baca juga: SHIO Beruntung dan Kurang Beruntung Besok Rabu 20 Januari 2021, Peruntungan dan Hoki Shio Esok Hari
Baca juga: Ini Pengalaman Beberapa Nakes di DI Yogyakarta yang Ikut Vaksinasi Covid-19
"Jumlah KB aktif pria, sebesar 12.23 persen. Ini data Kabupaten Sleman tahun 2020," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Sleman, Mafilindati Nuraini, ditemui, Selasa (19/1/2021).
Menurut dia, KB sebenarnya bukan hanya menjadi urusan perempuan saja.
Jika berhalangan atau terjadi kontra indikasi, KB juga bisa dilakukan oleh pasangan pria melalui Vasektomi (Metode Operasi Pria) maupun kondom.
Pihaknya berharap, ke depan peserta aktif KB pria di Kabupaten Sleman terus bertambah.
Bahkan, angkanya bisa mencapai dua kali lipat.
"Target kami bisa 25 persen, dua kali lipat lagi," ucap Mafilindati.
Di masa pandemi, Ia mengimbau sesuai dengan pesan BKKBN pusat, warga Sleman dapat menerapkan 5 M.
Yaitu Memakai Masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak, Menjaga imun dan Menunda kehamilan.
Sebab, Ia mengaku tidak tahu seberapa berbahaya dampak virus SARS-CoV-2 penyebab covid bagi perempuan hamil.
Baca juga: SINOPSIS Sinetron Ikatan Cinta Tayang 19 Januari Malam Ini : Tangis Reyna Menyatukan Al dan Andin?
Baca juga: UPDATE Covid-19 Selasa 19 Januari 2021 : Kasus Baru Bertambah 10.365, Total Kumulatif Jadi 927.380
Kepala Seksi Pembinaan KB DP3AP2KB Sleman, Ani Nurhayati mengungkapkan, KB pria melalui Metode Operasi Pria (MOP) seharusnya bisa menjadi solusi, ketika pasangan suami-istri tidak ingin memiliki anak lagi, tetapi pihak perempuan tidak memungkinkan untuk dipasang alat kontrasepsi.
Sejauh ini, kata dia, kebanyakan kaum pria masih enggan melakukan KB disebabkan karena terpengaruh stigma.
"Masih ada stigma kalau pria KB, dalam tanda kutip, nanti akan mengurangi kegagahan," tutur Ani.