Antisipasi Potensi Bahaya Merapi, Kalurahan Girikerto Siapkan Posko Induk dan 5 Tempat Pengungsian
Ada sekitar 2.000 jiwa warga di Kalurahan Girikerto yang masuk dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) III Merapi
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Pemerintah Kalurahan Girikerto, Turi, Sleman telah siap siaga seiring ancaman potensi bahaya Gunung Merapi yang bergeser ke arah barat daya.
Posko induk dan barak pengungsian pun telah disiapkan.
Termasuk bekerjasama dengan tiga sekolah dan satu Gereja yang gedungnya, apabila dibutuhkan dapat digunakan sementara, untuk menampung warga pengungsi.
"Kami juga sudah mendata jumlah jiwa seandainya nanti diintruksikan mengungsi," kata Carik Kalurahan Girikerto, Krisna Cahyana, ditemui di kantornya, Senin (18/1/2021).
Menurut dia, ada sekitar 2.000 jiwa warga di Kalurahan Girikerto yang masuk dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) III yaitu padukuhan Ngandong dan di Sidoarum padukuhan Nganggring.
Jumlah tersebut berdasar dari hasil pendataan sementara yang dilakukan pihak Kalurahan Girikerto dibantu BPBD Sleman, Relawan Lokal dan SAR DIY.
Dari data sementara itu, kata Krisna, sebagian di antaranya masuk dalam kategori kelompok rentan, seperti Lansia, Perempuan hamil-menyusui, difabel dan anak-anak.
"Kelompok rentan sekitar 200 jiwa," terangnya.
Nantinya, apabila datang Intruksi untuk mengungsi maka warga yang berada di kawasan KRB III tersebut akan segera diungsikan.
Pihak Kalurahan, telah menyiapkan posko Induk yaitu di Balai Kalurahan Girikerto yang berjarak sekitar 10-11 kilometer dari puncak. Kemudian, barak pengungsian Soprayan.
Selain itu, ada juga tiga gedung sekolah dan satu Gereja.
Dari semua gedung itu, menurut dia, diperkirakan sudah cukup untuk menampung warga pengungsi.
"Kapasitasnya sekitar 1.000 - 2.000 dari semua gedung itu. Sudah mencukupi," tutur Krisna.
Menurut dia, semua sarana dan prasarana dalam kondisi siap.
Di barak pengungsian Soprayan misalnya, sudah tersedia 4 toilet dan bisa ditambah dengan toilet portabel.