Pesawat Sriwijaya Air Hilang Kontak
Kesaksian Simon, Penyelam Sukarelawan yang Ikut Mencari Puing dan Korban Sriwijaya Air SJ 182
Tim Simon rupanya menemukan sejumlah bagian badan pesawat dan semacam tas ransel yang berisi kartu kredit serta surat izin mengemudi (SIM).
Bahkan yang lebih fatal, dekompresi juga bisa mengakibatkan kematian.
Baca juga: Transkrip Rekaman Percakapan Pilot Sriwijaya Air SJ 182 Sudah Dikantongi KNKT
Hal itu pernah terjadi pada Syahrul (48) alias Anto, sukarelawan Indonesia Diving Rescue Team (IDRT) yang membantu SAR jatuhnya pesawat Lion Air pada 2018 lalu.
Meskipun memiliki tantangan yang berat, namun Koordinator Posko POSSI untuk SAR Sriwijaya Air Sj 182 Budi Cahyono (49) meyakini rekan-rekannya paham dan bisa menjaga diri dari bahaya dekompresi.
Terlebih mereka juga sudah mendapatkan sertifikat instruktur yang untuk mendapatkannya melalui proses panjang.
Antara lain, tingkat pertama disebut A1, yakni level open water scuba diving, berlanjut ke A2 (advanced scuba diving), A3 (rescue scuba diving), A4 (master scuba diving), baru masuk ke level B1 (instruktur).
Namun, meskipun berisiko tinggi, tetapi hobi yang selama ini dicintai Simon maupun Budi dapat menjadi pahala tersendiri. Salah satunya dengan melakukan misi kemanusiaan kecelakaan pesawat seperti saat ini.
Dugaan KNKT
Komite Nasional Keselamatan Trasportasi (KNKT) menduga mesin pesawat Sriwijaya Air SJ -182 yang jatuh pada Sabtu (9/1/2021) dalam kondisi hidup sebelum membentur permukaan air.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menduga hal tersebut setidaknya berdasarkan tiga temuan.
Pertama adalah data radar (ADS-B) dari Perum LPPNPI (Airnav Indonesia).
Dari data tersebut, kata Soerjanto, tercatat pesawat mengudara pada pukul 14.36 WIB dan terbang menuju arah barat laut.
Kemudian, kata dia, pada pukul 14.40 WIB pesawat mencapai ketinggian 10.900 kaki.
Baca juga: Kesaksian Nelayan di Lokasi Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182, Ada Dentuman Keras dan Air Laut Naik
Baca juga: UPDATE Jumlah Korban Sriwijaya Air SJ182 Ditemukan Hingga Senin Malam, 45 Kantong Jenazah Dievakuasi
Tercatat, lanjutnya, pesawat mulai turun dan data terakhir pesawat pada ketinggian 250 kaki.
Soerjanto mengatakan terekamnya data sampai dengan 250 kaki, mengindikasikan bahwa sistem pesawat masih berfungsi dan mampu mengirim data.
"Dari data ini kami menduga bahwa mesin dalam kondisi hidup sebelum pesawat membentur air," kata Soerjanto dalam keterangan resmi KNKT pada Selasa (12/1/2021).