Bayar dengan Doa, Pembeli di Terbakwan Bisa Bawa Pulang Bakwan Khas Pontianak Gratis Saat Opening
Pengunjung yang merasa penasaran pun mendatangi tempat berjualan Wira’i yang berlokasi di Jalan Nologaten Nomor 188, Depok, Sleman
Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Yuwantoro Winduajie
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Secarik kertas bertuliskan kata gratis terpampang jelas di gerobak milik Muhammad Wira’i Suryajati, pada Senin (4/1/2021).
Pengunjung yang merasa penasaran pun mendatangi tempat berjualan Wira’i yang berlokasi di Jalan Nologaten Nomor 188, Depok, Sleman atau depan Billus Boutique.
Di hari itu, tiap orang yang berkunjung memperoleh satu bungkus berisikan lima bakwan pontianak secara gratis.
Namun, pengunjung diharapkan bisa memanjatkan doa terlebih dahulu.
“Tiap ada yang ke sini kami selalu minta doanya,” ucap Wira’i saat ditemui Tribun Jogja Selasa (5/1/2021).
Baca juga: UPDATE Covid-19 DI Yogyakarta : Kembali Pecah Rekor, Tambahan 297 Kasus Baru, Tersisa 15 TT Kritis
Baca juga: UPDATE Covid-19 Kulon Progo : Tambahan 14 Kasus Baru, 1 Sembuh, 1 Meninggal Dunia Hari Ini
Doa-doa yang dipanjatkan diharapkan dapat memberikan yang terbaik bagi usaha kuliner yang dirintis Wira'i bersama satu rekannya itu.
“Jadi berdoa sesuai dengan keyakinan masing-masing. Ada yang mungkin Islam, Kristen, dan Katolik, siapa saja bisa mendoakan yang terbaik untuk keberlangsungan usaha ini,” jelasnya.
Syarat membeli dengan doa itu hanya diberlakukan saat pembukaan atau grand opening usahanya yang dinamai Terbakwan.
Di hari itu, Wira’i menyiapkan sekitar 300 buah bakwan kepada pengunjung.
Dia mengatakan, kala itu, terjadi antrian yang cukup panjang.
Sebab banyak orang yang merasa penasaran dan tertarik untuk mencicipi.
Kuliner khas Pontianak itu mulai dijajakan sejak pukul 11.30.
Berselang tiga jam, dagangannya sudah ludes diserbu pembeli.
Membayar dengan doa, juga menjadi salah satu strategi untuk memperkenalkan produk kepada masyarakat luas.
Juga menjaring segala masukan dari konsumen sekiranya ada kekurangan.
“Supaya orang-orang tahu dan kebetulan di hari pertama kami sepakat dari pertama membuka outlet dengan membayar pakai doa,” tuturnya.
Sebenarnya, usaha dengan label Terbakwan itu merupakan usaha sampingan.
Sebab, usaha travel yang menjadi sumber pemasukannya terdampak pandemi Covid-19.
Seperti sebagian besar pelaku industri wisata di DIY lainnya, Wira’i harus menutup sementara usahanya. Selama sembilan bulan pun dia tak memiliki pemasukan utama. Sehingga tercetuslah ide untuk berwirausaha di bidang kuliner.
“Jujur ini untuk selingan. Sampai sekarang usaha travel belum jalan. Ini untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sambil menunggu kondisi kembali normal,” terangnya.
Di bisnis kuliner ini, dia mampu memperkerjakan tiga orang pegawai. Ada tetangga dan satu orang rekannya yang baru lulus SMA diajak bergabung. “Jadi bareng-bareng. Juga biar merata lah,” tambahnya.
Sebelumnya, Wira’i pernah mencoba berjualan kuliner rice bowl di dekat Stadion Mandala Krida. Namun bisnisnya belum bisa dikatakan berhasil. Usahanya hanya dapat bertahan selama enam bulan. Tepatnya sejak sejak bulan Juni hingga Desember 2020.
“Mungkin belum rejeki. Bisa dibilang belum berhasil,” tandasnya.
Baca juga: Bantul Siapkan 34 Fasilitas Kesehatan untuk Vaksinasi Covid-19
Baca juga: Warganya Meninggal di Luar Negeri, Disnakertrans Gunungkidul Upayakan Pemulangan
Dia melanjtukan, bakwan khas pontianak memiliki karakteristik berbeda dengan bakwan pada umumnya.
Ada pengaruh masakan Tianghoa yang kental pada kuliner ini.
Pembedanya adalah jenis sayuran yang digunakan dalam campuran adonan. Juga penggunaan cetakan khusus.
“Kalau bakwan biasa kan pakai sayur kol, tauge, dan wortel. Kalau ini pakai kucai, yang biasa dipakai oleh masakan-masakan Tianghoa. Karena di Pontianak banyak saudara kita yang dari Tianghoa ya,” jelasnya.
“Kita mencoba menyerupai yang di sana (Pontianak). Terus kita ada toping pakai rebon, teri, dan peperoni. Kalau peperoni ini sebenarnya biar kekinian aja sih,” sambungnya.
Sebenarnya Wira’i ingin mengoptimalkan pembelian secara daring.
Sejauh ini dirinya masih menyelesaikan proses administrasi untuk menjadi mitra di salah satu perusahaan transportasi online.
Jika sudah disetujui, tak menutup kemungkinan dirinya akan membagikan bakwan gratis melalui membeli dengan doa.
“Jadi tiap ada momen-momen tertentu mau menyelenggarakan bayar dengan doa,” tuturnya.
Masih kata Wira’i, dirinya menargetkan penjualan sekitar 300 hingga 400 bakwan tiap harinya. Dirinya mulai berjualan dari pukul 11.30 hingga 18.30.
“Tapi kalau sudah habis kita bisa tutup lebih cepat,” lanjutnya. (tro)