Kisah Unik Laskar Senja, Komunitas Sosial yang Rutin Borong Dagangan Para Pedagang Berusia Senja

Ide pendirian gerakan sosial ini tercetus sejak Juli 2018. Pada November 2018 Laskar Senja langsung didirikan menjadi sebuah yayasan.

Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Muhammad Fatoni
dok.istimewa
Laskar Senja, komunitas sosial yang rutin memborong dagangan para pedagang berusia senja 

Terpikirlah ide untuk membeli habis barang dagangan para pedagang yang notabene berusia sepuh.

“Seperti namanya, Laskar Senja, selain memiliki kepanjangan sedekah belanja, juga identik dengan usia senja yang biasanya kami bantu,” ucap Jumali.  

Dengan demikian, jelasnya, yang akan mendapat manfaat ada dua pihak, yakni yang dibeli dagangannya dan orang-orang yang menerima.

“Kalau hanya memberikan uang tunai, orang itu masih akan bekerja. Kami ingin bapak ibu yang sepuh ini beristirahat di rumah hari itu, bisa pulang lebih awal,” imbuhnya.

Jumlah donasi yang dimanfaatkan untuk membeli dagangan setiap target Laskar Senja ialah Rp300-500 ribu.

Jika jumlah itu masih tersisa setelah memborong dagangan, maka akan diberikan dalam bentuk uang tunai.

Dalam satu bulan, Laskar Senja mampu menemukan 3-4 target. Orang-orang itu lebih banyak ditemui secara insidental.

“Modelnya insidental, jarang hunting. Semisal saat pulang kerja, relawan ada yang menemukan target yang layak dibantu. Syaratnya target terlihat bekerja, usia biasanya sepuh,” beber Jumali.

Sejak 2018 hingga kini, donasi yang masuk kepada Laskar Senja relatif lancar.

Justru, hambatan kadang terdapat dalam proses penyaluran.

Yang mana ada saat-saat tertentu para relawan tidak sempat menemukan target karena kesibukan.

Saat ini, Laskar Senja diketuai oleh Aryo Dwi Nugroho yang sedang menjalani studi di Belanda.

Sementara, Ksatria Laskar Senja terdiri atas puluhan orang yang tersebar di beberapa wilayah. Di antaranya, Palu, Solo, dan banyak wilayah di Pulau Jawa.

Adapun barang dagangan yang dibeli kemudian disalurkan kepada orang-orang lainnya yang membutuhkan. Tergantung bentuk barang tersebut.

Semisal, dagangan berupa celengan dari tanah liat disalurkan kepada komunitas anak-anak marjinal.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved