Harga Kedelai Impor Naik

Imbas Harga Kedelai Impor Naik, Mulai Mogok Produksi, Stok Tahu Tempe Berkurang, Hingga Tuntutan

Aksi mogok perajin tahu tempe untuk tidak melakukan produksi pada 1-3 Januari 2021 membuat stok tahu dan tempe di pasaran berkurang.

Editor: Kurniatul Hidayah
guardian.ng
ilustrasi kacang kedelai 

Ini karena gejolak harga kedelai malah akan menyulitkan para produsen tahu-tempe, serta bisa membebani keuntungan pedagang.

Kedua, meminta pemerintah agar merealisasikan program swasembada kedelai yang sudah dicanangkan sejak 2006.

Hal ini untuk mengurangi ketergantungan industri tahu-tempe dalam negeri dari kedelai impor.

Hal tersebut bisa saja diatasi dengan produksi tahu menggunakan kedelai dalam negeri, dan produksi tempe menggunakan kedelai impor.

Tentunya pengaturan penggunaan kedelai hanya bisa diatur pemerintah "Swasembada kedelai bukan berarti kita anti-impor, tetapi untuk menyeimbangkan," kata Handoko.

Baca juga: Pemerintah Pusat Kembali Gelontorkan 3 Jenis Bansos Per 4 Januari 2021 Besok, Apa Saja?

Ketiga, meminta pemerintah untuk segera mengevaluasi hasil produksi kedelai lokal, yang selama ini data statistik menunjukkan produksi kedelai lokal rata-rata mencapai 800.000-900.000 ton.

Angka produksi itu disebut sangat jauh dari kebutuhan kedelai dalam negeri.

"Analisa kami, jumlah produksi kedelai lokal jauh api dari panggang," ujarnya.

Berdasarkan data Gabungan Koperasi Tempe dan Tahu Indonesia (Gakoptindo) diperkirakan kebutuhan kedelai untuk produksi para anggotanya sekitar 150.000-160.000 per bulan.

Artinya, tiap tahunnya kebutuhan kedelai berkisar 1,8 juta-1,92 juta ton. (KOMPAS.COM)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved