Mobilitas Tinggi Sebabkan Transmisi Lokal Merata, Lima Kecamatan di Bantul Jadi Zona Merah Covid-19
Perkembangan kasus coronavirus disease-2019 (Covid-19) di Kabupaten Bantul terus mengalami peningkatan.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Perkembangan kasus coronavirus disease-2019 (Covid-19) di Kabupaten Bantul terus mengalami peningkatan.
Bahkan, lima kecamatan sudah masuk zona merah atau penyebaran virus tidak terkendali.
Gugus Tugas menilai, penularan virus SARS-CoV-2 di Bumi Projotamansari tidak lagi dipetakan dalam klaster khusus, karena di beberapa kecamatan transmisi lokal sudah lebih merata.
Baca juga: Kisah Keluarga Tenaga Kesehatan di Ponorogo yang Meninggal Setelah Positif Terpapar Covid-19
Baca juga: Disperindag DI Yogyakarta Sebut Harga Bahan Pokok Stabil, Kecuali Cabai Harga Naik Signifikan
"Sekarang tidak ada klaster khusus. Sudah rumit mau memilah, karena transmisi lokal-nya sudah lebih merata," terang Juru Bicara Percepatan Penanganan Covid-19 Bantul, dr SW Joko Santoso atau biasa disapa Oki, dihubungi, Sabtu (2/1/2021).
Jika melihat data perkembangan kasus Covid-19 di Bantul, dalam beberapa hari terakhir jumlah kasus harian memang mengalami penambahan cukup banyak.
Misalnya pada Rabu (30/12/2020) lalu, kasus harian yang tercacat dan dirilis oleh Dinas Kesehatan mencapai 100 kasus.
Kemudian, Kamis (31/12/2020), kasus positif bertambah 92 orang.
Lalu, pada Jumat (1/1/2021) hingga pukul 15.30 WIB, kasus harian terkonfirmasi positif bertambah 69 orang.
Baca juga: Perkenalkan! Inilah Amad Diallo Pemain Sayap Baru Manchester United
Baca juga: Inilah Rumor Transfer Pemain Terbaru Liga Inggris, Liga Italia dan Laliga
Total keseluruhan pasien Covid-19 di Bantul per-1 Januari 2021 sudah mencapai 3.232 orang.
Dari jumlah tersebut, 2.529 orang telah dinyatakan sembuh, 91 orang meninggal dunia.
Sementara, 612 orang masih menjalani isolasi.
Ada lima Kecamatan (Kapanewon) yang masuk risiko penularan tinggi atau zona merah.
Yaitu Kasihan (81 kasus), Banguntapan (99), Bantul (78), Jetis (36) dan Pleret (28).
Oki mengungkapkan, transmisi lokal di wilayah tersebut sudah lebih merata.
Satu di antara penyebabnya karena mobilitas warga yang tinggi.
"Dan mengabaikan protokol kesehatan, salah satu penyebab meluasnya penularan," ucap dia. (rif)