Prediksi Lonjakan Kasus Covid-19 Pascalibur Natal dan Tahun Baru, Ini Imbauan Menkes Budi Gunadi

Mobilitas penduduk selama libur natal serta akhir tahun berpotensi menimbulkan penyebaran covid-19 kian meluas.

Editor: Muhammad Fatoni
dok.istimewa
Ilustrasi Covid-19 

TRIBUNJOGJA.COM - Musim libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) diprediksi sejumlah pihak berpotensi mengakibatkan lonjakan kasus baru Covid-19.

Pasalnya, mobilitas penduduk selama libur natal serta akhir tahun berpotensi menimbulkan penyebaran covid-19 kian meluas.

Namun demikian, potensi lonjakan kasus baru Covid-19 tersebut diprediksi tidak langsung terjadi pascamusim libur akhir tahun.

Melainkan lonjakan kasus Covid-19 diprediksi baru akan terjadi pada pertengahan bulan Januari 2021 mendatang.

Baca juga: Pemakaman Prosedur COVID-19 di Kota Yogyakarta Kembali Melonjak pada Desember

Baca juga: Waspada, Ini Enam Gejala Covid-19, Dari Soal Indra Penciuman Sampai Kelelahan Dan Mata Merah

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memprediksi, akan terjadi lonjakan kasus Covid-19 sekitar 16-18 Januari 2021.

Lonjakan kasus akibat penularan virus corona ini disebabkan karena libur panjang Natal dan Tahun Baru 2021.

"Pengalaman menunjukkan bahwa lonjakan infeksi itu akan terjadi 10-14 hari sesudah liburan selesai. Jadi kalau liburan selesai di sekitar tanggal 1 atau 2 Januari, ini akan terjadi sekitar tanggal 16-18," kata Budi dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (29/12/2020).

Budi menjelaskan, berdasarkan pengamatan, kasus Covid-19 umumnya melonjak 30-40 persen usai libur panjang.

Hal ini disebabkan karena tingginya mobilitas masyarakat dari satu tempat ke tempat yang lain.

Budi Gunadi Sadikin
Budi Gunadi Sadikin (kompas.tv)

Untuk mencegah lonjakan tersebut, ia mengimbau masyarakat yang bepergian selama libur Natal dan Tahun Baru 2021 untuk mengurangi mobilitas.

"Alangkah baiknya bila setelah kita pulang nanti atau selama kita juga mempersiapkan untuk masuk kerja nanti, kita lebih banyak melakukan pekerjaan di rumah. Kita mengurangi mobilitas kita bergerak selama 5 sampai 10 hari," ujarnya.

Budi mengingatkan bahwa kondisi rumah sakit rujukan Covid-19 saat ini sudah cukup padat, baik ruang isolasi maupun ICU dipenuhi dengan pasien Covid-19.

Sebagai gambaran, setiap 100 orang yang terinfeksi virus corona, sekitar 30 persen harus dirawat di rumah sakit.

Sedangkan, dari angka 30 persen itu, 5 persen di antaranya harus dirawat di ICU.

Oleh karenanya, Budi mengingatkan masyarakat untuk membantu para tenaga kesehatan baik dokter maupun perawat dengan cara mengurangi mobilitas pasca-libur panjang.

Baca juga: BREAKING NEWS : DIY Kembali Catatkan Rekor Penambahan Kasus Positif COVID-19 Sebanyak 282 Kasus

Baca juga: 8 Usulan Para Legislatif untuk Gugus Tugas COVID-19 DI Yogyakarta

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved