Lebih dari 1.500 Ton Sampah Menumpuk di Kota Yogyakarta Selama Operasional TPST Piyungan Terhenti

Tumpukan sampah-sampah yang berada di depo, maupun truk-truk milik Dinas Lingkungan Hidup, belum bisa terbuang. 

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
Dokumentasi DLH Kota Yogyakarta
Petugas kebersihan berupaya memindahkan sampah yang meluber hingga jalan, ke dalam truk milik DLH Kota Yogyakarta, Selasa (22/12/2020). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, langsung memberi instruksi kepada petugas di lapangan untuk menerapkan langkah kedaruratan sebagai antisipasi ditutupnya TPST Piyungan, Kabupaten Bantul, hingga Selasa (22/12/20). 

"Beberapa langkah yang sudah dilakukan, pertama, truk-truk kita gunakan untuk mengurangi beban di depo-depo itu. Lalu, pembuangan di depo juga kita batasi. Hanya warga sekitar yang boleh membuang, selain itu tidak," katanya. 

"Kedua, kita lakukan penyemprotan disinfektan di tumpukan sampah, untuk meminimalisir munculnya bau tidak sedap dan segala macam itu," tambah Heroe. 

Baca juga: Cerita Warga di Pemukiman Dekat TPST Piyungan, Bergelut dengan Bau Menyengat hingga Ancaman Longsor

Baca juga: Antisipasi Jika TPST Piyungan Tak Kunjung Dibuka, Pemkot Yogyakarta Siapkan Langkah Kedaruratan

Karenanya, ia pun meminta warga masyarakat supaya bisa menahan, sekaligus memilah sampah yang masih tersisa di rumah.

Sebab, tumpukan sampah-sampah yang berada di depo, maupun truk-truk milik Dinas Lingkungan Hidup, belum bisa terbuang. 

"Jadi, kondisi di kota saat ini sebagian besar (sampah) itu sebenarnya sudah masuk truk. Tapi, memang belum bisa kita buang, masih di dalam truk. Sudah kita pres juga, tinggal menunggu pembuangannya," jelasnya. 

Heroe menyebut, diblokadenya TPST Piyungan oleh warga setempat itu memang memberikan dampak cukup besar bagi Kota Yogyakarta.

Timbunan sampah di depo Pasar Ngasem, kota Yogyakarta, pada Senin (21/12/2020)
Timbunan sampah di depo Pasar Ngasem, kota Yogyakarta, pada Senin (21/12/2020) (Tribun Jogja/ Nanda Sagita Ginting)

Bukan tanpa sebab, setelah lima hari tak beroperasi, sampah yang menumpuk di wilayahnya kini sudah lebih dari 1.500 ton. 

"Kalau per hari kita ada 300-an ton, maka selama lima hari ini sudah lebih dari 1.500 ton. Makanya, kita tetap minta pada warga, agar menahan sampahnya, termasuk limbah-limbah restoran dan segala macam itu, kita belum bisa membuangnya," ujarnya. 

Sampai sejauh ini, pihaknya masih berkoordinasi dengan Pemda DIY, terkait penyelesaian polemik sampah tersebut.

Baca juga: Warga di Sekitar TPST Piyungan Minta Drainase Sementara dan Dermaga Pembuangan Disiapkan Lebih Dulu

Baca juga: Masih Terkendala Akses, Sampah di Depo Kota Yogyakarta Belum Bisa Diangkut ke TPST Piyungan

Ia pun tak bisa memberi kepastian kepada warga, kapan TPST Piyungan bakal beroperasi kembali, karena sepenuhnya merupakan kewenangan provinsi. 

"Kabupaten dan kota sedang koordinasi dengan DIY, supaya bisa menyelesaikan masalah sampah ini, mudah-mudahan cepat terselesaikan. Tapi, saya yakin dalam waktu dekat selesai lah," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved