TPST Piyungan Penuh, Yuk Belajar Kelola Sampah Rumah Tangga, Bisa Buat Kompos Mudah Seperti Ini
Sampah yang tak tertangani memang bisa menjadi bencana, namun ada cara yang bisa dilakukan masing-masing rumah untuk melakukan manajemen sampah.
Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kabar terbaru menyebutkan bahwa Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan telah penuh sehingga akses masuk truk sampah ke lokasi tersebut ditutup.
Hal ini bukanlah kabar baru, karena sebelumnya memang beberapa kali masalah sampah di TPST Piyungan membuat sampah yang ada di seantero DI Yogyakarta menjadi menumpuk dan jadi permasalahan serius.
Mulai dari alat berat yang rusak di lokasi TPST Piyungan, sehingga gunungan sampah menjadi susah tertangani hingga konflik sosial warga sekitar yang harus merasakan beban berat dan hidup berdampingan dengan lautan sampah di dekat rumah mereka.

Sampah yang tak tertangani memang bisa menjadi bencana, namun ada cara yang bisa dilakukan masing-masing rumah untuk melakukan manajemen sampah.
Seperti yang kita tahu, sampah yang ada di TPST Piyungan atau tempat pembuangan akhir lainnya, hulunya adalah di masing-masing rumah.

Ketika setiap rumah mampu menangani sampah rumah tangga mereka dengan baik dan benar, maka permasalahan semacam ini tidak akan muncul di kemudian hari.
Karena seberapa luasnya lahan yang disediakan untuk menampung sampah, bila perilaku kita tidak berubah, maka bencana sampah ini tidak akan pernah berakhir.
Baca juga: Walhi DI Yogyakarta Sebut Penanganan Sampah Harus dari Hulu ke Hilir
Baca juga: DLHK DIY Sebut Cuaca dan Minimnya Dermaga Jadi Pemicu Membludaknya Sampah di TPST Piyungan
Salah satu hal yang sebenarnya sederhana, yang bisa kita lakukan dan dimulai dari diri kita sendiri adalah memilah sampah.
Buatlah wadah, kantong plastik besar, kardus, karung, atau apapun untuk setiap jenis sampah yang harus dipilah.
Contoh, pisahkan sampah plastik kemasan di wadah tersendiri, begitu pun wadah botol plastik, karton susu, kardus nasi, botol kaca, bahkan minyak sisa atau minya jelantah.
Setelah terkumpul cukup banyak, atau dirasa tempat di rumah kalian tidak cukup untuk menampungnya, maka serahkan sampah yang telah terpilah tersebut ke Bank Sampah terdekat maupun melalui aplikasi penjemputan sampah yang ada di daerah masing-masing, bila tinggal di DI Yogyakarta kalian bisa menggunakan rapel.id.

Lalu, hal yang sama juga diterapkan untuk sampah organik, atau sampah sisa sayur, buah, maupun makanan yang intinya sampah yang bisa membusuk, ke wadah tersendiri.
Selanjutnya, kumpulan sampah organik ini bisa kita gunakan untuk penyubur tanaman dengan terlebih dahulu mengolahnya yakni kita jadikan kompos.
Membuat kompos tidaklah rumit, bahkan tidak ada alat khusus berharga mahal untuk bisa menjadikan sampah organik dapur kita menjadi kompos.
Niat dan kemauanlah yang menjadi harga termahal dalam mengolah kompos ini.
Baca juga: Gencarkan Edukasi Pengelolaan Sampah, Taman Pintar Hadirkan Zona Tetra Pak
Baca juga: Warga Sumbermulyo Bantul Olah Sampah Plastik Jadi Bahan Bakar Minyak (BBM)