Ragukan Hasil Tes COVID-19 yang Dilakukan Indonesia, Taiwan Tangguhkan Masuknya TKI

Pusat Komando Epidemi Pusat (CECC) Taiwan mengatakan bahwa negara tersebut menangguhkan masuknya pekerja migran Indonesia tanpa batas waktu. Hal ini

Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Rina Eviana
Shutterstock
Ilustrasi virus corona, penularan virus corona di transportasi umum 

TRIBUNJOGJA.COM - Pusat Komando Epidemi Pusat (CECC) Taiwan mengatakan bahwa negara tersebut menangguhkan masuknya pekerja migran Indonesia tanpa batas waktu.

Hal ini lantaran Indonesia belum dapat meningkatkan keakuratan hasil tes COVID-19.

CECC juga menambahkan, mereka akan memperpanjang atau menghapus pembatasan berdasarkan situasi pandemi Virus Corona di Indonesia.

Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Chen Shih Chung, yang memimpin CECC, mengungkapkan bahwa penyebaran virus di Indonesia belum mereda dengan negara tersebut melaporkan sekitar 6.000 kasus harian minggu lalu.

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen (abc.net.au)

Masalah lainnya adalah kredibilitas hasil tes COVID-19 yang dikeluarkan di Indonesia, yang semakin memburuk dari waktu ke waktu, kata Chen pada konferensi pers, Rabu (16/12/2020).

Dijelaskannya, pada bulan Oktober, 11 orang Indonesia dikonfirmasi dengan COVID-19 di Taiwan, di mana dua di antaranya memiliki bukti hasil tes COVID-19 negatif yang dikeluarkan di Indonesia dalam waktu tiga hari setelah penerbangan mereka, kata Chen.

Kemudian, pada November, 42 dari 81 orang Indonesia dites positif di Taiwan. Padahal, mereka semua memiliki surat hasil tes negatif.

Antara 1-15 Desember, 32 dari 40 kasus positif dari Indonesia, atau 80 persen juga memiliki bukti hasil tes COVID-19 negatif yang dikeluarkan dalam tiga hari setelah penerbangan mereka.

"Hasil tes ini semakin tidak akurat dari waktu ke waktu, kami tidak yakin apa masalahnya" kata Chen.

Baca juga: 5 Merek Vaksin Covid-19 Impor yang Mungkin Digunakan di Indonesia, Sinovac Sudah Mendarat

CECC dan kantor perwakilan Taiwan di Indonesia telah berkomunikasi dengan pihak berwenang Indonesia tentang masalah ini, tetapi belum ada kemajuan atas permintaan Taiwan agar Indonesia meningkatkan akurasi hasil pengujiannya, kata Chen.

"Mereka pikir mereka melakukan pekerjaan dengan baik, yang merupakan sesuatu yang tidak kami konsensus," kata Chen.

Hingga Indonesia membaik dalam hal ini, Taiwan akan terus menangguhkan masuknya TKI, katanya, seraya menambahkan bahwa CECC akan memantau situasi di Indonesia untuk memutuskan kapan mencabut larangan masuk bagi pekerja migran Indonesia.

Pemerintah Taiwan Gunakan Masker Pink, Respons dari Perundungan Siswa di Sekolah
Pemerintah Taiwan Gunakan Masker Pink, Respons dari Perundungan Siswa di Sekolah (YouTube Ministry of Health and Welfare)

Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh CECC, dikatakan bahwa majikan yang perlu mempekerjakan pekerja migran untuk perawatan jangka panjang dapat menghubungi hotline 1966 untuk mendapatkan bantuan, atau menghubungi pusat perawatan jangka panjang pemerintah di kota atau kabupaten mereka.

Keluarga yang memenuhi syarat untuk mempekerjakan pekerja migran tetapi memilih untuk mempekerjakan pengasuh Taiwan berhak atas subsidi dari Kementerian Tenaga Kerja (MOL), kata CECC.

MOL juga mengatakan pada hari Rabu bahwa majikan yang awalnya berencana mempekerjakan pekerja migran dari Indonesia tetapi telah memutuskan untuk mempekerjakan pekerja dari Vietnam, Filipina, dan Thailand harus mensertifikasi ulang kontrak kerja yang diusulkan.

Itu telah menghubungi kantor perwakilan negara-negara tersebut untuk mempercepat proses sertifikasi, kata kementerian itu.

Izin majikan untuk mempekerjakan pekerja migran akan diperpanjang secara otomatis tiga bulan jika mereka akan berakhir dari 16 Desember hingga 16 Maret tahun depan, tambah MOL.

Pada 14 Desember 2020, Taiwan telah mengusulkan agar para pekerja migran asal Indonesia memberikan laporan uji asam nukleat COVID-19 yang dilakukan oleh lembaga bersertifikat pemerintah sebagai syarat dimulainya kembali masuknya pekerja migran.

Seorang insinyur melihat sel-sel ginjal monyet ketika dia melakukan tes pada vaksin eksperimental untuk virus corona COVID-19 di dalam laboratorium Ruang Budaya Sel di fasilitas Biotek Sinovac di Beijing.
Seorang insinyur melihat sel-sel ginjal monyet ketika dia melakukan tes pada vaksin eksperimental untuk virus corona COVID-19 di dalam laboratorium Ruang Budaya Sel di fasilitas Biotek Sinovac di Beijing. (NICOLAS ASFOURI / AFP)

Pejabat Indonesia berpikir proposal itu terdengar diskriminatif, dengan mengatakan bahwa tes COVID-19 di negara mereka semuanya dilakukan oleh rumah sakit yang memenuhi syarat, menurut Chen.

Baca juga: Korea Selatan Pesan 64 Juta Dosis Vaksin, Kapan Mulai Diberikan kepada Rakyat?

Tingginya angka tes positif COVID-19 telah menimbulkan keraguan tentang keandalan laporan tes Indonesia.

Dengan demikian, mencabut larangan pekerja migran Indonesia memasuki Taiwan dapat menempatkan Taiwan pada risiko penularan COVID-19 yang lebih tinggi, kata Chen.

Taiwan saat ini mempekerjakan lebih dari 250.000 pekerja migran dari Indonesia.

( Tribunjogja.com | Bunga Kartikasari )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved