Masih Pandemi, Bagaimana Persiapan Pembelajaran Tatap Muka di DI Yogyakarta?

Sejumlah sekolah dan perguruan tinggi mulai mempersiapkan pola pembelajaran tatap muka di era adaptasi kebiasaan baru

Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
SC line
Ilustrasi pembelajaran secara daring 

Senada, Juru Bicara Penanganan COVID-19 Kabupaten Sleman, Shavitri Nurmala Dewi menambahkan untuk sekolah tatap muka, Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman telah mengedarkan surat persetujuan orangtua. Sebab salah satu syarat penyelenggaraan sekolah tatap muka adalah izin dari orangtua.

"Untuk tatap muka masih minta persetujuan orangtua juga. Disdik sudah mengedarkan form apakah orangtua menyetujui sekolah tatap muka? Form sudah diedarkan awal November lalu,"tambahnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, mengatakan pelajar tidak diwajibkan mengikuti sekolah tatap muka. Jika orangtua tidak mengizinkan, maka siswa tersebut bisa mengikuti pembelajaran jarak jauh.

Sekolah yang menyelenggarakan sekolah tatap muka juga wajib menerapkan protokol kesehatan. Sehingga sekolah harus menyiapkan sarana dan prasarana yang mendukung sekolah tatap muka.

Persiapan di Sekolah dan Kampus

Adapun sejumlah sekolah dan perguruan tinggi pun kini sudah melakukan persiapan pembelajaran tatap muka.

Salah satunya yang dilakukan di SMAN 8 Yogyakarta.

Sekolah ini membuat video simulasi pembelajaran tatap muka yang bisa menjadi panduan ketika belajar secara luring mulai diberlakukan.

Wakil Kepala Bidang Kurikulum SMAN 8 Yogyakarta, Sri Utari mengatakan bahwa pihaknya akan menerapkan sistem shift 50 persen antara siswa yang belajar luring dan daring.

Pembelajarannya pun dilakukan hingga pukul 12 siang atau selama 3 jam sehari. Para guru pun menjadi salah satu fokus di mana mereka harus memiliki kondisi kesehatan yang baik termasuk di antaranya imunitas.

"Walapun Januari belum tatap muka, tetapi kami sejak Desember ini sudah siap," katanya.

Persiapan serupa juga dilakukan SMA N 3 Bantul.

Mereka sudah mempersiapkan sarana pendukung protokol kesehatan semisal penyediaan desinfektan, alat semprot, face shield untuk guru, masker, hand sanitizer serta wastafel di setiap kelas.

Ketika pembelajaran tatap muka mulai diberlakukan, SMA N 3 Bantul menerapkan pola pembagian 50 persen. Atau separuh dari kapasitas tiap rombongan belajar yang masuk. Sementara separuh siswa lainnya belajar secara daring. Hal itu berlaku selama seminggu. Di minggu berikutnya, siswa yang sebelumnya belajar secara daring berganti untuk belajar secara tatap muka, dan begitu seterusnya.

Hal yang sama dilakukan di UPN Veteran Yogyakarta.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved