Update Corona DI Yogyakarta
Sebanyak 680 Pasien Covid-19 Asimtomatik di Sleman Jalani Isolasi Mandiri
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo mengatakan pasien positif COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri mendapat pengawasan
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Mayoritas pasien positif COVID-19 di Kabupaten Sleman menjalani isolasi mandiri di rumah.
Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, dari 955 kasus aktif, sebanyak 680 pasien menjalani isolasi mandiri.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo mengatakan pasien positif COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri mendapat pengawasan ketat dari Puskemas.
Selain itu, keluarga pasien juga harus tetap ikut mengawasi.
Baca juga: Pemkot Yogyakarta Godok Calon Tempat Parkir Penunjang Area Pedestrian Jenderal Sudirman
Baca juga: KPU Kota Magelang: Besok Rekapitulasi Tingkat Kecamatan, Hasil Resmi Pilkada 15 Desember 2020
"Kalau kondisi kemarin sore, Rabu (09/12/2020), asrama haji dihuni ada 76, Rusunawa Gemawang ada 20. Sebagian besar isolasi mandiri. Tetap diawasi oleh Puskesmas, termasuk keluarga juga harus mengawasi," katanya, Kamis (10/12/2020).
Isolasi mandiri memang diperbolehkan, namun bagi pasien positif asimtomatik dan gejala ringan.
Sedangkan pasien positif dengan gejala sedang hingga berat harus tetap menjalani perawatan di rumah sakit rujukan.
Joko melanjutkan saat ini kasus COVID-19 di Sleman didominasi oleh kasus tracing kasus positif.
Sedangkan penambahan kasus dari klaster di Sleman tidak signifikan.
Baca juga: ASWINNER Tunggu Hasil KPU Kota Magelang, Konsolidasi dan Kumpulkan Laporan Dugaan Pelanggaran
Baca juga: Saling Klaim Kemenangan Pilkada Gunungkidul, Ini Tanggapan Tim Sunaryanta-Heri Pada Sutrisna-Ardi
"Angka penularan masih tinggi, memang paling banyak karena hasil tracing. Jadi dari satu pasien positif kemudian ditracing," lanjutnya.
Selain hasil tracing, kasus positif COVID-19 di Kabupaten Sleman juga ditambah dari hasil skrining mandiri.
Joko menyebut saat ini kesadaran masyarakat untuk melakukan skrining mandiri cukup tinggi.
Kebanyakan skrining mandiri dilakukan untuk tujuan kunjungan.
Namun tak sedikit pula yang melakukan skrining mandiri karena mengalami gejala batuk dan pilek.
"Skrining mandiri saat ini cukup banyak. Memang ada karena pergi, kan ada daerah tujuan yang mengharuskan surat keterangan sehat. Tetapi ada juga yang penasaran dengan kondisi kesehatannya," tambahnya. (maw)