Dinas Koperasi dan UKM DIY Dorong Pelaku UMKM Yogya untuk Buat Kemasan yang Menarik
Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY Srie Nurkyatsiwi mengatakan salah satu bagian dalam promosi produk UMKM adalah di sisi packaging atau kemasan.
Penulis: Santo Ari | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - UMKM yang ada di DI Yogyakarta (DIY) kini tengah bergeliat di tengah pandemi.
Seiring dengan datangnya wisatawan maka diperlukan strategi yang bisa lebih meningkatkan daya tarik untuk meningkatkan kualitas produk umkm.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY Srie Nurkyatsiwi mengatakan salah satu bagian dalam promosi produk UMKM adalah di sisi packaging atau kemasan.
Menurutnya dengan kemasan yang bagus maka dapat menarik minat wisatawan untuk membeli produk tersebut.
Baca juga: UPDATE Covid-19 10 Desember 2020 Hari Ini : Kasus Baru Bertambah 6.033, Total Kumulatif Jadi 598.933
Baca juga: Bacaan Doa Petang dan Dzikir Petang, Lengkap Arab Latin dan Artinya
Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) telah banyak memberikan pendampingan kepada para pelaku UMKM, salah satunya berkaitan dengan penampilan kemasan.
"Ada pelatihan dan pendampingan yang sesuai kebutuhan, misalnya dari sisi packaging atau kemasan," jelas Siwi Kamis (10/12/2020).
Para pelaku UMKM diberikan pemahaman tentang kemasan yang saat ini sedang tren.
Namun demikian dalam kemasan tersebut juga perlu dicantumkan informasi-informasi yang dapat meyakinkan pembeli.
Misalnya adanya logo halal, Produk Industri Rumah Tangga (P-IRT), hingga informasi bahan baku produk.
Namun demikian, untuk mendapatkan kemasan yang bagus, Siwi mengakui bahwa itu juga memerlukan anggaran yang cukup besar.
"Cost untuk kemasan itu besar, tapi kalau ingin branding bareng-bareng tentu akan lebih murah. Jika membuat kemasan sebanyak 5.000 tentu akan lebih murah dibanding 500," ujarnya.
Ia menyebut bahwa para pelaku UMKM masih belum ke arah industri besar, maka pembuatan kemasan tentu akan berdampak dengan biaya produksinya.
"Maka penting untuk branding bersama-sama, bikin berapa ribu untuk dipakai bareng," imbuhnya.
Lebih lanjut, ia juga membahas kreativitas yang dimiliki UMKM di Yogyakarta.
Ia mencontohkan, UMKM di sektor fashion banyak yang melakukan inovasi sebagai turunan dari fashion, misalnya membuat masker.