Bantul

Bukan Hanya COVID-19, Pemkab Bantul Waspadai Lonjakan DBD

Dari Januari hingga November 2020, Dinas Kesehatan Bantul mencatat sudah ada 1.137 kasus DBD yang dilaporkan.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
net
dbd_1101 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Bantul Budi Wibowo menyampaikan, bukan hanya pandemi COVID-19 saja yang menjadi fokus kewaspadaan.

Namun juga penyakit demam berdarah dengue. Ia mengimbau kepada masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. 

"Supaya wabah DBD tidak melebar," ucapnya, Kamis (3/12/20202)

Diketahui, berdasarkan surat Kedaruratan dini rumah sakit, jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Bantul terus bertambah.

Dari Januari hingga November 2020, Dinas Kesehatan Bantul mencatat sudah ada 1.137 kasus yang dilaporkan.

Baca juga: Hingga November 2020, 4 Warga Bantul Meninggal Akibat DBD

Dari jumlah tersebut, 4 orang meninggal dunia.

Budi mengatakan, Dinas Kesehatan akan segera dikoordinasikan supaya segera melakukan langkah pencegahan dan pengobatan kepada penderita.

Menurutnya, apabila kasus DBD di Bantul terus meningkat dan memang sangat dibutuhkan, maka baginya tidak masalah untuk menggunakan anggaran belanja tak terduga. 

Semua itu akan dikoordinasikan.

"Jadi bukan hanya COVID-19 saja, masalah seperti (DBD) ini juga akan kita selesaikan," tuturnya. 

Sekda Bantul, Helmi  Jamharis mengatakan, meskipun saat ini wabah pandemi COVID-19 bukan berarti Pemerintah Kabupaten Bantul meninggalkan ketugasan pengendalian terhadap penyakit lain.

Baca juga: Sampai November 2020, Satu Warga Bantul Meninggal Akibat Leptospirosis 

Termasuk DBD, diare maupun Leptospirosis.

Ia mengaku sudah meminta kepada Dinas Kesehatan untuk segera meneruskan kepada instansi yang paling bawah yaitu Puskesmas. 

"Kami minta untuk melakukan langkah dan upaya edukasi, pencegahan, maupun penyelesaian terhadap segala kasus yang timbul," tuturnya.

Sebelumnya, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Bantul, Sri Wahyu Joko Santoso meminta warga Bantul jangan lengah.

Warga dimbau agar senantiasa melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk melalui 3 M yaitu, menguras tempat-tempat yang menjadi perindukan nyamuk, menutup rapat-rapat tempat  penampungan air.

Lalu, memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk. (Tribunjogja.com)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved