Banyak Pasien Meninggal karena Covid-19, Begini Tanggapan Kadinkes DIY

Sejauh ini kasus meninggal karena Covid-19 mayoritas dikarenakan adanya penyakit penyerta atau komorbid.

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Muhammad Fatoni
who.int
Berita Update Corona di Daerah Istimewa Yogyakarta 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dinas Kesehatan (Dinkes) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) membutuhkan relawan non medis dalam upaya menekan penularan Covid-19.

Pernyataan tersebut mencuat dari temuan kasus meninggal karena Covid-19, dengan didasari adanya komorbid yang kerap terjadi selama ini.

Kepala Dinkes DIY, Pembajun Setyaningastutie, mengatakan sejauh ini kasus meninggal karena Covid-19 dikarenakan adanya penyakit penyerta atau komorbid.

Kemudian, menanggapi adanya kejadian pasien yang meninggal terlebih dahulu sebelum dilakukan penanganan, Pembajun menegaskan hal itu bukan karena rumah sakit tidak melakukan tindakan.

"Ini sebenarnya yang memperberat komorbidnya. Bukan Covidnya, tapi komorbidnya. Kemudian banyak yang menunggu pelayanan tapi pasien meninggal dulu, bukan karena kami tidak siap tetapi memang berat komorbidnya," katanya kepada wartawan, Rabu (2/12/2020).

Baca juga: Sri Sultan HB X Juga Waspadai Ancaman Potensi Kasus Demam Berdarah di Tengah Pandemi Covid-19

Baca juga: Strategi Dinkes DIY Hadapi COVID-19, Atasi Ketersediaan Tempat Tidur hingga Rekrut Nakes Lokal

Penanganan pasien positif Covid-19 yang karena adanya penyakit penyerta tidak seperti pasien Orang Tanpa Gejala (OTG).

Sehingga, lanjut Pembajun, untuk mensiasati tingginya angka kematian pasien Covid-19, pihaknya dimungkinkan mencari relawan.

Ada beberapa relawan yang dibutuhkan Dinkes DIY antara lain, dari kesiapsiagaan tenaga kesehatan (nakes) dan relawan non nakes.

Persiapan personel pemuliaan jenazah prosedur Covid-19 BPBD Kota Yogyakarta sebelum menjalankan tugasnya.
Persiapan personel pemuliaan jenazah prosedur Covid-19 BPBD Kota Yogyakarta sebelum menjalankan tugasnya. (Dokumentasi BPBD Kota Yogyakarta)

Untuk relawan nakes, selama ini Dinkes DIY mengambil dari lulusan perawat dari beberapa instansi kesehatan.

"Untuk relawan nakes ini sudah ada, mereka lulusan perawat yang kami latih khusus untuk menangani Covid-19. Mereka memang belum ada izin praktik. Tapi secara kompetensi sudah ada," tegasnya.

Yang menjadi persoalan selama ini, menurut Pembajun bukan hanya relawan nakes.

Baca juga: Dinkes Gunungkidul Awasi Secara Ketat 42 Pasien COVID-19 yang Jalani Karantina Mandiri

Baca juga: Tempat Perawatan Covid-19 di RS Rujukan Kota Jogja Terisi 95 Persen, Ini Langkah Pemkot Yogyakarta

Pihaknya justru kini membutuhkan relawan non nakes yang bersedia memberi sosialisasi dan edukasi ke masyarakat.

Tugas tersebut diperlukan agar pemutusan mata rantai Covid-19 bisa diselesaikan dari hulu hingga ke hilir.

"Karena yang potensi penyebaran ini bukan dari anak-anak dan lansia, tetapi mereka anak usia remaja yang keluar pergi dari rumah. Ini yang perlu kami ingatkan," tegasnya.

Kepala Dinas Kesehatan DIY Pembajun Setyaningastutie (kiri) dan Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan Covid-19 Berty Murtiningsih (kanan)
Kepala Dinas Kesehatan DIY Pembajun Setyaningastutie (kiri) dan Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan Covid-19 Berty Murtiningsih (kanan) (TRIBUNJOGJA.COM / Kurniatul Hidayah)

Selain itu, Pembajun meminta agar penegak hukum kembali mempertegas penindakan terkait protokol kesehatan.

Sementara ditanya dengan perlunya rapid test dan swab massal, Dinkes DIY tidak merekomendasikan hal itu.

"Rapid test itu hanya untuk mendiagnosa.  Sekarang pertanyaannya setelah rapid test apakah selesai? Karena wisatawan yang datang banyak. Menurut kami itu tidak efektif," tutup Pembajun.

( tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved