Penjelasan BMKG Fenomena Hujan Berdurasi Lama Wilayah Yogyakarta dan Sekitarnya

Wilayah Daerah Istimewa Yogyakartadiguyur hujan dengan intensitas cukup tinggi dan durasi lama. BMKG sebut Madden Julian Ossilation (MJO)

Penulis: Miftachul Jannah IT | Editor: Iwan Al Khasni
BMKG Staklim Jogja
Informasi Citra Radar Cuaca di Wilayah Yogyakarta beberapa hari yang lalu 

Saat ini BPBD DIY mencatat ada sekitar 261 lebih Destana yang memiliki pengetahuan dalam penanganan kedaruratan bencana.

Pengguna jalan menggunakan jas hujan saaat melintas di jalan Panembahan Senopati, Kota Yogyakarta, Kamis (13/8/2020)
Pengguna jalan menggunakan jas hujan saaat melintas di jalan Panembahan Senopati, Kota Yogyakarta, Kamis (13/8/2020) (Tribunjogja.com | Hasan Sakri)

Kepala Bidang Kedaruratan DIY Danang Samsurizal mengatakan, pihaknya telah membicarakan terkait ancaman curah hujan tinggi dan La Nina beberapa bulan ke depan.

Sementara ditanya terkait kesiapan penataan irigasi dan sungai, Danang menekankan jika hal itu sudah menjadi kewenangan dari Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO).

Termasuk perbaikan tanggul dan pemasangan beronjong penahan longsori di bibir sungai.

"Kalau untuk pemetaan sungai dan cek debit air, serta pengamanan tanggul sungai itu kewenangan PU dan BBWSSO. Kalau persiapan kami saat ini upaya kesiap siagaan dengan pendekatan kepada Destana," kata Danang saat dihubungi Tribunjogja.com, Minggu (29/11/2020).

Ia melanjutkan, meski secara langsung tidak menangani terkait persiapan pengamanan wilayah sungai, namun BPBD DIY turut mendorong gerakan ramah sungai melalui mitigasi.

Sehingga apabila kondisi emergency muncul pihaknya akan melakukan evakuasi.

"Meski bukan kewenangan kami, tapi kami telah mendorong gerakan ramah sungai melalui mitigasi. Untuk kedarutatan kami memantau sungai-sungai yang ada di DIY," tegasnya.

Ditanya mengenai peta wilayah rawan banjir dan tanah longsor, dirinya menyebut jika kondisi di DIY masih sama dengan tahun sebelumnya.

Untuk wilayah Kabupaten Sleman, lanjut Danang terdapat 19 desa yang tergolong kawasan rawan bencana.

Sementara untuk wilayah rawan longsor di DIY sebanyak 16 kecamatan, dan 15 kecamatan lain termasuk kawasan rawan bencana banjir.

Menurutnya titik longsor yang menjadi pergatian selama ini berada di kabupaten Kulon Progo dan Gunungkidul karena kondisi wilayah yang berbukit.

Sementara untuk kawasan rawan banjir banyak terdapat di kabupaten Bantul, Kulonprogo dan kota Yogyakarta.

Masih kata Danang, untuk pemetaan berdasarkan kecamatan rawan longsor, BPBD DIY mencatat di kabupaten Bantul terdapat di kecamatan Dlingo, Imogiri, Pleret dan Piyungan.

Untuk Kabupaten Kulonprogo terdapat di kecamatan Kokap, Pengasih, Girimulyo, Samigaluh, dan Kalibawang.

Sementara Kabupaten Gunungkidul terdapat di kecamatan Patuk, Gedangsari, Ngawen, Nglipar, Semin dan Ponjong.

Sedangkan Kabupaten Sleman terdapat di kecamatan Prambanan serta 19 desa KRB di lereng Merapi.

"Kondisinya masih sama, peta kawasan rawan banjir dan longsor masih sama dengan tahun lalu," pungkasnya. ( Tribunjogja.com | Hda )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved