Daerah Istimewa Yogyakarta Baru Terdampak Madden Julian Ossilation Belum La Nina

Madden Julian Ossilation (MJO) merupakan perambatan awan konvektif ke arah timur dengan kecepatan 5 meter per detik

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
Tribunjogja.com | Hasan Sakri
Mendung Tebal - Mendung hitam menggelayut diatas Kota Yogyakarta, Selasa (22/9/2020). 

Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta, Bayu Wijayanto mengatakan bahwa pihaknya memang mempunyai satu pos di Ngentak, untuk memantau debit air dari atas.

"Sehingga, jika ada banjir lewat Sungai Boyong, warga Kota bisa mempersiapkan diri," ujarnya, Minggu (29/11/20).

Menurut Bayu, ketika intensitas hujan meninggi seperti saat ini, warga yang tinggal di kawasan rawan banjir pun diminta terus meng-update informasi terkini, mengenai kondisi dan potensi bencana yang sewaktu waktu bisa terjadi.

"Warga kota bisa mengerti intensitas air yang melewati Sungai Code melalui frekuensi BPBD Kota Yogyakarta. Jika membahayakan BPBD memiliki EWS (Early Warning System) banjir sebanyak 15 buah di 3 sungai," terangnya.

Bayu memastikan, jika banjir benar-benar terjadi, petugas yang memantau pos di Ngentak pun akan memberi sinyal kepada warga. Dengan begitu, masyarakat pun dapat mempersiapkan diri sebelum musibah datang.

"Warga mendapatkan peringatan dini saat ada aliran lahar dingin, atau banjir yang akan tiba di Kota ya, kurang lebih setengah jam dari pantauan Pos BPBD di ngentak," pungkasnya.

PEngguna jalan menggunakan jas hujan saaat melintas di jalan Panembahan Senopati, Kota Yogyakarta, Kamis (13/8/2020).
PEngguna jalan menggunakan jas hujan saaat melintas di jalan Panembahan Senopati, Kota Yogyakarta, Kamis (13/8/2020). (TRIBUNJOGJA.COM / Hasan Sakri)

Persiapan La Nina

Fenomena La Nina yang berpotensi meningkatkan curah hujan di beberapa wilayah yang diprediksi puncaknya terjadi hingga Februari mendatang nyatanya juga menjadi perhatian bagi Dinas Pertanian Dan Pangan (Distanpangan) Kabupaten Kulon Progo.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo, Aris Nugroho mengatakan untuk mengantisipasi dampak tersebut yang dimungkinkan dapat menimbulkan terjadinya genangan pada lahan pertanian, pihaknya selalu berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Sebab, timbulnya genangan di lahan pertanian dapat mengakibatkan gagal panen hingga menyebabkan kerugian.

Sehingga pihaknya telah membuat satgas penanganan di Kabupaten dan setiap kapanewon.

"Di kabupaten satgas penanganan ada di Distanpangan, kalau di setiap kapanewon ada di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP). Sehingga laporan-laporan terjadinya genangan bisa segera ditindaklanjuti," ucapnya Minggu (29/11/2020).

Aris melanjutkan pihaknya juga telah menyiapkan sarana dan prasarana berupa pompa air milik Distanpangan dan beberapa BPP tiap kapanewon.

"Kemudian kita berkoordinasi dengan kodim dan koramil yang juga siap dengan pompa airnya jika terjadi genangan," katanya.

Adapun wilayah yang menjadi perhatian terjadinya genangan yakni Panjatan, Bugel, Pleret, Wates dan Temon.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved