UPDATE Terkini Aktivitas Gunung Merapi : Hingga Petang Ini, Tercatat 5 Kali Guguran di Puncak Merapi

Setidaknya telah tercatat 5 kali suara guguran Merapi, pada rentang waktu pukul 00.00-18.00 WIB pada hari Senin (23/11/2020 ini

Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Muhammad Fatoni
Tribunjogja.com | Hasan Sakri
GUNUNG MERAPI. Gunung Merapi yang difoto dari kawasan Kalitengah Lor, Glagaharjo, Sleman, Rabu (18/11/2020). Saat ini Gunung Merapi berstatus Siaga dan jarak aman sejauh 5 km dari puncak merapi. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Guguran lava lama Gunung Merapi terus terjadi hingga Senin (23/11/2020) hari ini.

Hal ini merupakan indikator yang biasa terjadi pada Gunung Merapi menjelang erupsi. 

Berdasarkan laporan amatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, setidaknya telah tercatat 5 kali suara guguran Merapi, pada rentang waktu pukul 00.00-18.00 WIB petang ini. 

Sementara, cuaca pada hari yang sama terpantau cerah, berawan, mendung, hingga hujan. 

Adapun aktivitas kegempaan Gunung Merapi yang terjadi pada sehari sebelumnya, yakni Minggu (22/11/2020) pukul 00.00-24.00 WIB, di antaranya 50 gempa guguran, 342 gempa hybrid/fase banyak, 41 gempa vulkanik dangkal, 1 gempa tektonik, dan 81 gempa hembusan. 

Baca juga: Warga KRB III di Klaten Masih Mendengar Suara Gemuruh dari Puncak Gunung Merapi

Baca juga: Gunung Merapi Berstatus Siaga, Wisatawan Cemas ke Yogyakarta

Secara visual asap berwarna putih, intensitas sedang hingga tebal dengan ketinggian 50 m di atas puncak. 

Pada periode yang sama, terdengar suara guguran sebanyak 3 kali dengan kekuatan suara lemah hingga keras dari Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Babadan dan PGM Kaliurang. 

"Teramati guguran sebanyak 1 kali dengan jarak luncur 1.000 m ke hulu Kali Lamat pada pukul 06.48 dari PGM Babadan," ujar Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, Senin (23/11/2020). 

Visual Gunung Merapi saat dilihat dari Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Kamis (19/11/2020).
Visual Gunung Merapi saat dilihat dari Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Kamis (19/11/2020). (TRIBUNJOGJA.COM / Almurfi Syofyan)

Laju rata-rata deformasi atau penggembungan tubuh Gunung Merapi dalam periode tersebut melalui pantauan menggunakan electronic distance measurement (EDM) Babadan adalah sebesar 12 cm/hari.

Untuk potensi bahaya, lanjut Hanik, saat ini masih sesuai rekomendasi, yaitu guguran lava, lontaran material vulkanik dari erupsi eksplosif, dan awan panas sejauh maksimal 5 km dari puncak Merapi.

Sejak 5 November 2020, BPPTKG telah menetapkan Gunung Merapi berstatus Siaga (level III).

Dengan status tersebut, BPPTKG menyimpulkan prakiraan daerah bahaya meliputi Kabupaten Sleman, DIY, di Kecamatan Cangkringan; Desa Glagaharjo (Dusun Kalitengah Lor), Desa Kepuharjo (Dusun Kaliadem), dan Desa Umbulharjo (Dusun Palemsari).

Baca juga: Video Detik-detik Tebing Lava Tahun 1954 Jatuh ke Kawah Gunung Merapi

Baca juga: Monyet Ekor Panjang Terlihat di Perkampungan, Berkeliaran di Wilayah Berjarak 10 KM dari Merapi

Selanjutnya, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, di Kecamatan Dukun; Desa Ngargomulyo (Dusun Batur Ngisor, Gemer, Ngandong, Karanganyar); Desa Krinjing (Dusun Trayem, Pugeran, Trono); dan Desa Paten (Babadan 1, Babadan 2).

Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah di Kecamatan Selo; Desa Tlogolele (Dusun Stabelan, Takeran, Belang); Desa Klakah (Dusun Sumber, Bakalan, Bangunsari, Klakah Nduwur); dan Desa Jrakah (Dusun Jarak, Sepi).

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved