Jika Miss V Sakit Usai Hubungan Intim, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Bagi sebagian wanita, kadang muncul rasa sakit di bagian vagina alias Miss V usai berhubungan intim.
Tribunjogja.com - Bagi sebagian wanita, kadang muncul rasa sakit di bagian vagina alias Miss V usai berhubungan intim.
Rasa sakit di bagian Miss V saat berhubungan intim bisa membuat wanita malas untuk berhubungan intim dengan pasangannya.
Ada sejumlah masalah yang membuat wanita tidak bisa menikmati hubungan intim mereka.

Beberapa yang kerap dialami meliputi ;
- Kurangnya hasrat seksual
- Ketidakmampuan untuk terangsang
- Kurangnya orgasme, atau klimaks seksual
- Hubungan yang menyakitkan
Dalam istilah medis, hubungan intim yang menyakitkan bagi wanita disebut sebagai dispareunia.
Dispareunia adalah seks yang menyakitkan bagi wanita. Ini juga menyebabkan rasa sakit selama penggunaan tampon.
Rasa sakit bisa dirasakan di alat kelamin wanita atau jauh di dalam panggulnya.
Baca juga: Jika Anak Tak Sengaja Melihat Orangtua Sedang Berhubungan Intim, Begini Cara Menjelaskannya
Baca juga: 6 Hal yang Tak Boleh Dilakukan Setelah Berhubungan Intim
Gejala dispareunia

Nyeri mungkin terasa tajam, terbakar, atau seperti kram saat menstruasi.
Nyeri saat berhubungan intim mungkin terasa seperti berasal dari dalam panggul.
Wanita sering melaporkan perasaan bahwa ada sesuatu yang menabrak di dalam diri mereka.
Apa penyebab dispareunia?
Dispareunia dapat disebabkan oleh banyak hal, termasuk di antaranya ;
- Infeksi (seperti infeksi jamur, infeksi saluran kemih)
- Cedera pada vagina
- Peradangan pada vagina
Baca juga: Normalkah Jika Miss V Keluarkan Lendir Mirip Putih Telur?
Peradangan bisa sangat parah sehingga memakai celana bisa menyebabkan rasa sakit.
- Diafragma atau penutup serviks yang tidak pas. Ini adalah metode pengendalian kelahiran.
- Kejang otot di sekitar vagina
Bagi beberapa wanita, rasa sakit akibat kejang sangat parah sehingga tidak mungkin melakukan hubungan seksual
- Vagina kering
Kekeringan ini mungkin disebabkan oleh menopause dan perubahan kadar estrogen. Estrogen adalah hormon. Bisa juga dari foreplay yang kurang sebelum berhubungan.
- Kelainan di dalam rahim
Ini bisa termasuk pertumbuhan fibroid, jika rahim miring, atau jika rahim turun (jatuh) ke dalam vagina.
- Kondisi atau infeksi tertentu pada ovarium.
- Operasi sebelumnya
Ini mungkin meninggalkan jaringan parut yang bisa menimbulkan rasa sakit.
- Endometriosis (jaringan parut di luar rahim yang tidak berhubungan dengan pembedahan).
- Penyakit radang panggul.
- Menjadi tegang saat berhubungan seks atau tidak bisa terangsang.
Bisakah dispareunia dicegah atau dihindari?
Tergantung pada penyebab dispareunia yang Anda alami, hal ini dapat dicegah melalui pengobatan.
Misalnya jika disebabkan oleh kekeringan pada vagina atau kurangnya pemanasan, dapat dicegah dengan penggunaan pelumas seksual.
Baca juga: Bisakah Hamil Tanpa Penetrasi Hubungan Seks? Ahli : Sangat Jarang, Tapi Memungkinkan
Pengobatan dispareunia
Perawatan tergantung pada apa yang menyebabkan rasa sakit Anda.
Termasuk di antaranya penggunaan pelumas seksual (produk yang dijual bebas), antibiotik untuk infeksi, jenis kontrasepsi yang berbeda, atau operasi.
Hidup dengan dispareunia
Hidup dengan dispareunia mungkin tidak nyaman secara fisik. Namun, hal itu juga dapat memengaruhi hubungan seksual Anda.
Mengantisipasi rasa sakit saat berhubungan seks bisa membuat Anda menghindarinya.
Ini dapat mengubah jenis alat kontrasepsi yang Anda gunakan yang mungkin nyaman atau tidak nyaman bagi Anda. (*/MedinePlus/FamilyDoctor)