Pendidikan
Orang Tua di Yogyakarta Dukung Pembelajaran Tatap Muka dengan Catatan
Di lingkungan sekolah tetap harus menjadi kawasan yang menerapkan protokol kesehatan dengan tegas dan ketat mulai dari gerbang sampai anak pulang.
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Delapan bulan lamanya para siswa telah melaksanakan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Sebagian orang tua semakin merasakan adanya kebutuhan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka.
Seperti yang diutarakan Ketua Komite SMPN 1 Kota Yogyakarta, Ananta Herry Kurniawan.
“Jelas ada kebutuhan (pembelajaran tatap muka). Sistem daring itu berbeda. Ada hal tertentu yang siswa harus hadir di sekolah dan kemudian tatap muka dengan guru. Apalagi saya berpikir tidak semua anak mampu melaksanakan pembelajaran daring, artinya tingkat ekonomi siswa juga tidak sama satu sama lain,” ujar Ananta saat dihubungi, Sabtu (21/11/2020).
Sejak Jumat (20/11/2020) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim telah mengumumkan bahwa sekolah boleh melaksanakan pembelajaran tatap muka mulai Januari 2021.
Baca juga: Pakar Kebijakan Pendidikan UNY: Pembelajaran Daring Harus Tetap Dipertahankan
Keputusan membuka sekolah kembali pun diserahkan kepada daerah dengan melibatkan sekolah dan orang tua siswa.
Menanggapi hal itu, Ananta menyatakan dukungannya, namun ia juga memberi beberapa catatan.
“Intinya kami mendukung, tetapi dengan catatan. Jadi situasional saja kalau sudah waktunya diizinkan. Tapi kalau di wilayah sekolah kami ternyata nanti masih rawan tentu akan ditinjau ulang,” tuturnya.
Menurutnya, selama ini di SMPN 1 Kota Yogyakarta sudah ada kerja sama antara pihak sekolah dan komite dalam menyiapkan protokol kesehatan di sekolah.
Sudah menjadi bagian dari kewajiban komite untuk menjadi semacam pengawas kegiatan belajar mengajar di SMPN 1 Kota Yogyakarta.
“Kami berhak mengawasi pelaksanaan sekolah tatap muka,” imbuhnya.
Ia menuturkan, sejauh ini di SMPN 1 Kota Yogyakarta sudah menjadi kawasan wajib masker, ada pemeriksaan thermo gun untuk setiap orang yang masuk, serta telah dilengkapi wastafel dan desinfektan yang memadai.
Untuk perizinan sekolah tatap muka ke depan, ia menjelaskan akan melihat kembali kesiapan sekolah.
“Meskipun dari dinas mengizinkan dan sekolah sudah menyiapkan protokol kesehatan, coba nanti akan kami adakan pertemuan antara komite dan pihak sekolah,” ungkapnya.
Baca juga: Pembelajaran Tatap Muka 2021, Sekolah di Yogyakarta Kejar Persiapan Sarpras Pendukung