Viral Batu Meteor yang Jatuh di Tapanuli Dibeli Kolektor Asing Seharga Rp200 Juta
Kini, metorit tersebut telah dibeli kolektor dengan harga yang fantastis yakni Rp200 juta. Kabar tersebut pun langsung viral di medsos (media sosial).
Ternyata magnet pun menempel.

Usai kabar tersebut viral, Josua pun menjadi sorotan beberapa media termasuk media luar negeri.
Pasalnya, batu yang ditemukannya pada awal Agustus 2020 itu dikabarkan sudah terjual dan dibeli oleh seorang kolektor meteor asal Amerika dengan harga yang fantastis, yaitu 1,4 juta poundsterling atau setara Rp 26 miliar.
Baca juga: Viral Video Konvoi di Gunung Merapi, Komunitas Mobil Berikan Klarifikasi: Ke Sana Sekalian Baksos
Namun, Josua sendiri tak mengira batu itu terjual dengan harga sedemikian fantastis.
"Saya tidak tahu, kalau batu itu terjual dengan harga segitu. Karena saya hanya menjual batu sekitar Rp 200 juta lebih. Sekitar segitu. Untuk pastinya, biarlah menjadi rahasia saya," kata Josua saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan seluler.
Josua menceritakan, proses transaksi jual beli batu meteornya itu terjadi sekitar tiga pekan setelah batu itu ditemukan dan kabarnya viral di berbagai media.
Saat itu, Josua menerima pesan lewat Facebook Messenger dari seorang yang diakuinya bernama Jared Colling, warga negara asing yang tinggal di Bali.
"Orang bule, iya namanya Jared. Dia yang mengirim pesan lewat Facebook Messenger," ucap Josua.
Josua menerangkan, dalam pesan itu Jared berminat atas batu tersebut dan akan mendatangi Josua di kediamannya.
Mulanya Josua ragu, tetapi rupanya benar. Jared datang dan melihat batu tersebut dan langsung membayarnya.
"Yang saya jual tidak semua, hanya serpihannya saja. Soalnya sebelumnya batu itu juga sudah pecah, dan jadi mainan anak-anak di rumah. Beratnya yang dibawa sekitar 1,7 kilogram," kata Josua.
Menurut laporan Daily Star, Selasa (17/11/2020), meteor itu dibeli seorang kolektor dari Amerika Serikat dengan harga 1,4 juta poundsterling atau setara dengan Rp 26 miliar (kurs Rp 18.600 per poundsterling).
Setelah analisis, meteorit tersebut diklasifikasikan sebagai CM1/2 karbonan Chondrite, penemuan yang sangat langka yang membawa bahan kimia penyusun yang diyakini telah menjadi benih kehidupan di awal tata surya.
Seorang ahli meteorit, Jared Collins, yang berbasis di Bali, dikirim oleh kolektor bernama Jay Piatek untuk mengamankan meteorit langka tersebut, sekaligus melakukan negosiasi harga.
Baca juga: Lagi, Aksi Kakek Cabul Kembali Terjadi di Bantul, Dua Bocah Dirudapaksa dan Terekam CCTV
"Ponsel saya menyala dengan tawaran gila bagi saya untuk melompat ke pesawat dan membeli meteorit," kata Jared dikutip dari Daily Star.