Potensi Penyakit Hewan Ternak Saat Penghujan, DPP Gunungkidul Keluarkan Imbauan
Kasie Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet), DPP Gunungkidul, Retno Widyastuti menyampaikan hewan ternak bisa
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Fenomena La Nina di musim penghujan tak hanya akan berdampak pada pertanian, tetapi juga peternakan di Gunungkidul.
Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul pun turut melakukan berbagai antisipasi.
Kasie Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet), DPP Gunungkidul, Retno Widyastuti menyampaikan hewan ternak bisa terancam penyakit saat musim penghujan.
"Ancaman penyakit ini bisa menyerang berbagai hewan ternak, seperti sapi hingga ayam," kata Retno lewat keterangannya pada Kamis (19/11/2020).
Pada sapi, potensi penyakit yang muncul berupa Bovine Ephemeral Fever (BEF), diare, miasis (infeksi belatung), hingga gangguan reproduksi dan metabolisme.
Baca juga: Berstatus Health Promoting University, UPNVY Pertimbangkan Buka Fakultas Bidang Kesehatan
Baca juga: Kronologi Tiga Warga Oku Tewas Disambar Petir saat Mengecas Handphone
Baca juga: Bacaan Doa Agar Terbebas dari Hutang, Lengkap dengan Artinya
Sementara penyakit pernapasan kronis berpotensi muncul pada ternak ayam.
Retno pun mengimbau para peternak sapi untuk lebih meningkatkan kebersihan kandang.
Termasuk penggunaan obat anti ektoparasit hingga obat cacing secara rutin.
"BEF dan miasis ini biasanya muncul saat musim penghujan, disebabkan oleh lalat dan nyamuk. Jadi pastikan kandang selalu bersih dan kering," jelasnya.
Retno pun meminta para peternak untuk melapor ke Puskeswan terdekat jika ditemukan gejala demam hingga nafsu makan menurun pada sapi.
Termasuk melakukan pemeriksaan secara rutin 3 bulan sekali.
Ia juga mengimbau agar hewan ternak yang baru dibeli dari luar daerah untuk ditempatkan secara terpisah.
Hal ini perlu dilakukan untuk menjamin bahwa hewan tersebut bebas dari penyakit.
"Setidaknya hewan ternak dari luar perlu dikarantina selama dua minggu sebelum dijadikan satu kandang," kata Retno.
Terpisah, Kabid Tanaman Pangan DPP Gunungkidul Raharjo Yuwono menyampaikan seluruh petugas UPT Puskeswan telah mendapatkan imbauan tersebut.
Baca juga: Peserta Lolos CPNS 2019 yang Tak Lengkapi Berkas Hingga 21 November 2020 Dinyatakan Mundur
Baca juga: Pengakuan Mantan Sespri, Tommy Surmadi Beberapa Kali Temui Irjen Napoleon di Ruang Kerja
Baca juga: Cerita Penjambret Tertangkap Gara-gara Tabrak Mobil Polisi, Panik Diteriaki Korban
Mereka diminta untuk menyebarluaskan informasi ke para peternak.
Ia pun meminta seluruh petugas tetap siaga untuk menerima laporan dari masyarakat manakala ada hewan ternak yang sakit.
Termasuk mempelajari lebih dalam soal gejala-gejala yang mungkin muncul.
"Ini akan mempermudah proses analisa penyakit dalam menghadapi perubahan iklim yang ekstrem," kata Raharjo.
Pada sektor unggas, peternak diimbau rutin memberikan multivitamin pada ayam daging dan petelur.
Langkah ini diperlukan untuk menjaga kondisi ayam dari ancaman penyakit pernapasan.
Jika tidak dilakukan antisipasi, Raharjo mengkhawatirkan pengaruhnya pada kualitas dan kuantitas daging ayam. Termasuk produksi telur ayam.
"Ini bisa terjadi lantaran tingkat deplesi (penyusutan) yang tinggi pada unggas, akibat dari serangan penyakit tersebut," jelasnya. (alx)