Kisah Survival Musisi Yogya, dari Panggung Megah Pindah ke Jalanan, Pernah Dibayar Pakai Kerupuk

Di tengah kepadatan kendaraan malam itu, nampak sekumpulan remaja begitu semangat meniup alat musik klasik terbuat dari logam.

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Kurniatul Hidayah
Tribunjogja/ Miftahul Huda
Sekelompok muda-mudi pecinta alat musik tiup di Yogyakart turun ke jelan karena kehilangan job akibat pandemi Covid-19, Kamis (19/11/2020) 

Sebelum pandemi Covid-19 masuk ke DIY, penghasilan para remaja berbakat ini bisa mencapai Rp 1 hingga Rp 1,5 juta persekali perform.

Maklum saja, rata-rata para player section ini memang sudah merasakan panggung megah.

Dari event lokal hingga skala nasional.

"Ya kalau pas dulu itu sekali main bisa dapat Rp 1 juta sampai Rp 1,5 juta. Semenjak pandemi ini semua event gagal, jadi ya terpaksa turun ke jalan," imbuhnya.

Kerinduan akan panggung megah sempat dirasakan oleh mereka.

Proses latihan dan persiapan di balik panggung tidak lagi dijumpai sudah hampir delapan bulan semenjak adanya pandemi Covid-19.

Royalti yang diterima juga kini turun drastis.

Biasanya selama satu jam pertunjukan di panggung megah sebagai pemain orchestra, Yedija bisa menerima jutaan.

"Sekarang hanya Rp 80 ribu. Kadang ya dikasih makanan, kue, pizza, bahkan ada yang memberi kerupuk. Baru kemarin sekitar satu minggu yang lalu itu, ada orang ngasih kami kerupuk. Ya ndak apa-apa," tegas dia.

Dipertemukan Oleh Pandemi

Z Brass merupakan perkumpulan pecinta alat musik tiup klasik yang mucul berlatar belakang para musisi yang kehilangan jadwal manggung karena adanya pandemi Covid-19.

Sisa panggung terakhir di awal-awal pandemi turut dirasakan oleh Rawang Aswan.

Saat itu dirinya diminta untuk mengisi event wedding sebagai pengisi musik.

"Begitu acara sudah selesai, kami dipersilakan makan oleh WO nya. Tapi setelah lama kami tunggu orangnya malah tidak datang. Uang bayaran kami dibawa kabur oleh WO nya. Ya itu pas awal-awal ada Covid-19 kemarin," terang dia.

Lantaran memiliki kesulitan yang sama, kemudian mereka berinisiatif membentuk perkumpulan Z Brass, yang merujuk pada tempat di mana mereka mencari uang tambahan saat ini, yakni di simpang empat Jalan Jendral Sudirman (Samping Gramedia).

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved