BMKG : Suhu Udara Panas di Yogya Akibat Faktor Klimatologis, Bukan dari Aktivitas Merapi

BMKG memastikan suhu udara panas di Yogyakarta beberapa hari terakhir bukan akibat dari aktivitas Gunung Merapi tapi merupakan fenomena klimatologis

Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM / Ahmad Syarifudin
Ilustrasi cuaca panas 

Kendati demikian, BPPTKG menjelaskan udara panas yang dirasakan masyarakat akhir-akhir ini tidak dipengaruhi oleh aktivitas Gunung Merapi. 

Baca juga: Cuaca Panas, Baca Doa Minta Hujan serta Artinya Berikut Ini

"Udara panas yang sedang dirasakan saat ini bukan merupakan (efek) aktivitas Merapi," ujar Hanik, Rabu (11/11/2020). 

Ia menerangkan, meningkatnya aktivitas Gunung Merapi memang berdampak pada peningkatan suhu di sekitar kawah.

Namun, tidak akan berdampak secara global. 

"Aktivitas Merapi kalau sedang meningkat memang ada peningkatan suhu kawah. Tapi suhu kawah ini ya ada di sekitar kawah saja. Tidak sampai global. Apalagi suhu panas ini ada di Semarang meningkat, Surabaya meningkat, Jogja juga meningkat. Jadi ini bukan pengaruh dari Merapi tapi lebih dari masalah klimatologi," paparnya. 

Hal tersebut dikenal dengan istilah fenomena Equinox, yakni posisi matahari saat berada di garis khatulistiwa. (Kompas.com/TRIBUNJOGJA.COM

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved