Status Siaga Gunung Merapi
UPDATE Kondisi Terkini Gunung Merapi, Terdengar Beberapa Kali Suara Guguran
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan sempat terdengar suara guguran sebanyak satu kali
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Intensitas guguran Gunung Merapi menunjukkan peningkatan hingga Selasa (10/11/2020).
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan sempat terdengar suara guguran sebanyak satu kali dari pos pemantauan Gunung Merapi (PGM) Babadan dengan kekuatan sedang pada periode amatan Selasa (10/11/2020) pukul 12.00-18.00 WIB.
"Terdengar suara guguran satu kali dari Pos Babadan (dengan kekuatan) sedang," ujar Kepala BPPTKG, Hanik Humaira, Selasa (10/11/2020).
Baca juga: Bupati Magelang Minta Kepala Sekolah yang Baru Bikin Model Pembelajaran Daring yang Tak Menjemukan
Baca juga: Jumlah Pengungsi di Magelang Terus Bertambah, Saat Ini Total Menjadi Sebanyak 830 Jiwa
Pada periode amatan yang sama, secara visual gunung terlihat jelas hingga kabut 0-II.
Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 50 meter di atas puncak kawah.
Suara guguran Gunung Merapi juga sempat teramati oleh BPPTKG sebanyak dua kali dengan kekuatan lemah hingga cukup keras dari Kaliurang pada Selasa (10/11/2020) antara pukul 00.00-06.00 WIB.
Sementara secara visual, dalam periode amatan di hari yang sama pukul 00.00-12.00 WIB asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis, sedang, hingga tebal dan tinggi 50 meter di atas puncak kawah.
Pada periode amatan sehari sebelumnya, Senin (9/11/2020) pukul 00.00-24.00 WIB, BPPTKG melaporkan teramati guguran kecil sebanyak satu kali di sektor barat pada L 1888.
Pada periode ini pula, terdengar suara guguran sebanyak dua kali dari Babadan dan Turgo, antara pukul 18.00-24.00 WIB.
"Pada Senin (9/11/2020), laju rata-rata deformasi EDM (electronic distance measurement) Babadan sebesar 12 cm/hari," imbuh Hanik.
Sementara, kegempaan yang terjadi di antaranya 35 gempa guguran, 2 gempa low frequency, 363 gempa hybrid/fase banyak, 42 gempa vulkanik dangkal, dan 41 gempa hembusan.
Sebelumnya, Hanik mengatakan guguran yang terjadi dalam beberapa hari terakhir di Gunung Merapi merupakan fenomena yang biasa terjadi di Gunung Merapi.
"Untuk potensi bahaya saat ini masih sesuai rekomendasi, yaitu guguran lava, lontaran material vulkanik dari erupsi eksplosif, dan awan panas sejauh maksimal 5 km dari puncak Merapi," tutur Hanik.
Sejak 5 November 2020, BPPTKG telah menetapkan Gunung Merapi berstatus Siaga (level III).