Status Siaga Gunung Merapi
Ada Potensi Bahaya ke Barat, SUltan HB X Minta Pemkab Sleman Siapkan Mitigasi
Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta Bupati Sleman, Sri Purnomo untuk mempersiapkan mitigasi di daerah barat, seperti Turi dan Pakem.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida mengatakan aktivitas Merapi saat ini masih tinggi.
Sejak ditetapkan menjadi Siaga (level 3) pada 5 November lalu, aktivitas Merapi terpantau meningkat.
Meski aktivitas meningkat, kubah lava baru belum muncul.
Hanik menerangkan pada saat magma menuju permukaan, satu di antara faktor penyebabnya adalah gas.
Baca juga: Gubernur DI Yogyakarta Sultan HB X Tinjau Pengungsian di Balai Desa Glagaharjo
Gas yang mendorong magma menuju ke permukaan.
Selain gas, besarnya volume magma yang muncul juga mempengaruhi.
Hanik memperkirakan volume kubah lava diperkirakan lebih besar dari 2006.
"Jadi yang mendorong magma ke permukaan adalah gas. Sampai saat ini jalannya masih pelan-pelan, karena miskin gas. Kalau datanya seperti ini terus, maka erupsi tidak akan seperti 2010," katanya saat mengunjungi barak pengungsian di Balai Desa Glagaharjo, Selasa (10/11/2020).
Ia melanjutkan, untuk saat ini potensi bahaya adalah arah Kali Gendol, karena bukaan kawah mengarah ke Kali Gendol.
Meski demikian, ada deformasi ke arah barat, sehingga ada potensi bahaya ke arah barat.
Baca juga: Berkaca dari Erupsi 2010, Gubernur DIY Sultan HB X Minta Upaya Mitigasi Dimatangkan
"Nanti kalau kubah lava sudah muncul di permukaan, kami bisa menghitung kecepatannya, besarnya berapa, volumenya berapa. Itu yang nanti kami gunakan untuk menghitung seberapa jauh kalau terluncur (jika erupsi),"lanjutnya.
Berdasarkan potensi bahaya saat ini, ia menentukan jarak ke arah selatan 5 km, dan barat 5km, sisi Utara 3 km atau lengkungan KRB III.
Dengan adanya potensi ke arah barat, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta Bupati Sleman, Sri Purnomo untuk mempersiapkan mitigasi di daerah barat, seperti Turi dan Pakem.
"Kemungkinan terjadi itu ada (ke arah barat). Hanya masalahnya kubah lava belum muncul. Masih ada waktu untuk mengamati. Kalau begitu Pak Bupati mungkin warning itu perlu," ujar Ngarsa Dalem.
Ia berharap Pemerintah Kabupaten Sleman dapat mempersiapkan mitigasi sedini mungkin.
Masyarakat yang tinggal di wilayah barat juga harus siap siaga, sehingga jika terjadi sesuatu, masyarakat sudah siap untuk melakukan evakuasi.
Baca juga: BPBD DIY Bantu Logistik dan Fokus Jalur Lahar di KRB III Gunung Merapi
Sementara itu, Bupati Sleman, Sri Purnomo menambahkan sejak status Merapi meningkat dari Waspada menjadi Siaga pada 5 November lalu, pihaknya langsung menggelar rapat koordinasi dan mengeluarkan surat keputusan tanggap darurat bencana gunung Merapi.
Tidak hanya fokus pada tiga padukuhan di Kapanewon Cangkringan, pihaknya juga telah menyiapkan segala kebutuhan untuk Kapanewon Pakem dan Kapanewon Turi.
"Kaitannya dengan Pakem dan Turi, kami sudah siapkan skenario. Untuk saat ini pada possisi siaga. Meskipun fokusnya di Cangkrongan, namun Pakem maupun Turi juga kami siapkan. Dengan adanya skenario, bisa menjadi rekomendasi dan acuan bagi kami untuk bertindak selanjutnya,"tambahnya.
Pihaknya juga telah menyiapkan barak pengungsian jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
Ia memastikan semua barak pengungsian di Kabupaten Sleman, terutama di lereng Merapi siap digunakan. (TRIBUNJOGJA.COM)