Penanganan Covid
Walhi Menilai Selama Pandemi Jumlah Sampah di DI Yogyakarta Masih Tinggi
Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menilai selama pandemi kondisi sampah di wilayah Yogyakarta
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menilai selama pandemi kondisi sampah di wilayah Yogyakarta cenderung menunjukkan peningkatan.
Direktur Walhi DIY, Halik Sandera mengatakan, peningkatan sampah di DIY karena kesadaran masyarakat masih rendah.
"Selama pandemi seharusnya bisa menekan jumlah sampah karena aktivitas masyarakat banyak dilakukan di rumah. Namun, kenyataannya sampah masih tinggi karena masih banyak masyarakat yang menghasilkan sampah dari pembelian secara online,"jelasnya kepada Tribun Jogja, pada Senin (09/11/2020).
Pola konsumsi yang tinggi dan budaya sadar akan sampah masih rendah membuat peningkatan sampah terus terjadi.
Baca juga: Praktisi Kebijakan Heritage Sesalkan Perobohan Gedung Cagar Budaya di Kulon Progo
Baca juga: Debat Pamungkas, Paslon Pilkada Gunungkidul Berlatih Hingga Dalami Visi-Misi
Ia mencontohkan, di TPST Piyungan setiap hari gunungan sampah yang diantar sekitar 30 truk pengangkut masih terus terjadi. Kondisi ini pun, sama ketika hari normal.
Jadi, kondisi pandemi tidak merubah jumlah sampah di DIY karena dasarnya masyarakat masih banyak yang lalai.
"Apalagi, sejak dibukanya objek wisata untuk masyarakat lokal. Tentunya, menjadi peluang untuk penambahan sampah," tuturnya.
Melihat kondisi sampah yang sulit diatasi pihaknya pun berharap pemerintah bisa secepatnya mengeluarkan aturan yang lebuh tegas.
Selama ini, ia menganggap implemetasi dari aturan terkait pengelolaan sampah masih belum berjalan dengan baik.
"Ini harus ada intervensi dari pemerintah. Supaya masyarakat pun bisa teredukasi dengan baik untuk masalah sampah," ujarnya.
Baca juga: Rangkaian Acara Sociopreneur Muda Indonesia (Soprema) UGM 2020 Resmi Dibuka
Baca juga: BPBD DIY Bantu Logistik dan Fokus Jalur Lahar di KRB III Gunung Merapi
Tak hanya itu, pengaturan sampah saat ini juga dirasanya masih kurang relevan. Karena, tuntutan untuk mengurangi sampah lebih ditujukan kepada konsumen.
Padahal, produsen juga ikut andil dalam menambah volume sampah misalnya penggunaan plastik pada produk.
"Seharusnya bisa dibuat aturan yang seimbang antara konsumen dan produsen khususnya pada penggunaan plastik. Dengan begitu, masalah lingkungan bisa menjadi tanggung jawab bersama,"pungkasnya. (ndg)
Catatan Redaksi: Bersama kita lawan virus corona. Tribunjogja.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu 3M:
- Wajib Memakai masker
- Wajib Menjaga jarak dan menghindari kerumunan
- Wajib Mencuci tangan dengan sabun