Ini Kata Kapolres Bantul Soal Penutupan Stadion Sultan Agung

Kapolres Bantul AKBP Wachyu Tri Budi Sulistyono, menjelaskan, selain karena insiden bentrok antar kelompok warga

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Berita Bantul 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Kapolres Bantul AKBP Wachyu Tri Budi Sulistyono, menjelaskan, selain karena insiden bentrok antar kelompok warga, penutupan Stadion Sultan Agung (SSA) juga karena mempertimbangkan jumlah kasus Covid-19 di Bantul yang mengalami lonjakan.

Menurut dia, saat dibuka awal Juli lalu, status SSA masih dalam uji coba. 

Sehingga dengan pertimbangan apapun, menurut dia, setiap saat stadion kebanggaan warga Bantul itu, bisa ditutup kembali.

"Jadi sebenarnya, alasan penutupan utama bukan (sepenuhnya) karena kerusuhan, tetapi sebagaimana diketahui untuk Bantul mengalami lonjakan kenaikan Covid. Ini menjadi pertimbangan juga," kata Kapolres, saat ditemui seusai apel gelar pasukan menghadapi bencana alam di Mapolres Bantul, Senin (9/11/2020). 

Baca juga: Pemkot Yogya Pastikan Ketersediaan Tempat Cuci Tangan Sudah Mencukupi

Baca juga: Tak Ada Kunjungan Wisatawan Asing Melalui YIA pada September Kemarin

Wachyu mengungkapkan, soal kerusuhan yang terjadi pada Minggu lalu di SSA, merupakan bentrok antar sekelompok orang saja yang berbeda keinginan.

Tidak melibatkan atas nama kampung. Penyebab bentrokan, kata dia, karena salah paham.

Berawal dari adanya pemuda yang mengendarai sepeda motor, namun bersikap tidak sopan.

Sehingga memicu terjadi kerusuhan. 

Dalam insiden tersebut, kata Kapolres, sempat ada yang dianiaya dan korban sudah membuat laporan ke Polsek Sewon. "Kita sedang dalami dan mengejar pelakunya," kata dia. 

Pihaknya mengaku sudah memanggil tokoh pemuda hingga tokoh masyarakat setempat, untuk bisa saling menahan diri.

Jangan sampai terpancing dan menimbulkan kerusuhan yang lebih luas. 

Baca juga: Tak Ada Kunjungan Wisatawan Asing Melalui YIA pada September Kemarin

Baca juga: BREAKING NEWS : Ki Manteb, Cak Nun, Dalang Kangko Hadiri Tujuh Hari Meninggalnya Ki Seno Nugroho

"Karena saat ini dalam situasi Pilkada. Rawan sekali," ucap dia. 

Diceritakan sebelumnya, penutupan stadion Sultan Agung itu, berdampak luas, terutama bagi pedagang kecil yang sehari-hari berjualan di-area stadion, maupun kelompok pedagang minggu pagi, atau sunday morning (sunmor). 

Koordinator Lapangan pedagang sunmor SSA, Sukardi berharap Pemkab Bantul bersama Kepolisian, bisa segera menyelesaikan permalasahan yang terjadi sehingga komplek SSA bisa kembali dibuka.

"Tolong, kami dan temen-temen, hanya ingin mencari makan," kata dia. 

Komplek SSA sebelumnya pernah ditutup saat awal pandemi Covid-19 merebak di Bumi Projotamansari. Hampir tiga bulan ditutup, lalu dibuka kembali pada awal bulan Juli dengan uji coba penerapan protokol kesehatan.

Pada masa ujicoba, kata Sukardi, pedagang dan pengunjung, sebenernya sudah terbiasa menerapkan protokol kesehatan. 

Bahkan, roda ekonomi warga mulai menggeliat. Sebab, banyak pedagang yang menggantungkan hidup dari berjualan di-area stadion. Sehingga ketika SSA kembali ditutup, menurut dia, dirasa sangat memberatkan.

"Para pedagang banyak yang bingung dan menangis, karena tidak bisa mencari nafkah," ujar Sukardi, seraya meminta kepada Pemkab Bantul agar memikirkan nasib para pedagang. 

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bantul, Helmi Jamharis meminta kepada para pedagang Sunday Morning, yang digelar setiap Minggu pagi supaya bersabar terlebih dahulu.

Sebab, penutupan stadion pada dasarnya demi menjaga Kamtibmas menjelang diselenggarakannya Pemilihan Kepala Daerah. (Rif)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved