Dalang Ki Seno Meninggal
Tersisa 16 Pertunjukan Wayang Setelah Kepergian Dalang Ki Seno, Anaknya Disebut sebagai Penerus
Pada Bulan November, Ki Seno dijadwalkan akan tampil di 18 pertunjukan. Namun baru 2 yang dilakoni.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
"Jika ada yang membutuhkan (bantuan), pasti akan dibantu, selagi beliau mampu. Itu penilaian dari saya pribadi," tuturnya.
Mudah Diterima
Gunawan mengungkapkan, pertunjukan wayang kulit yang dimainkan oleh dalang Ki Seno Nugroho, lebih diterima oleh masyarakat.
Sebab, menurut dia, mampu menggabungkan dua gagrak menjadi satu.
Bahkan untuk sanggit, improvisasi cerita lakon dimainkan tanpa meninggalkan aturan pewayangan yang sudah ada. Yang paling istimewa dari pertunjukan Ki Seno, kata Gunawan, adalah tokoh Bagong.
Sangat berbeda dibanding dengan dalang lainnya.
"Khusus Ki Seno paling istimewa dengan tokoh Bagong. Tidak ada yang menyamai suara Bagongnya Ki Seno," tutur dia. Gunawan mengatakan, Ki Seno memang menginginkan, pertunjukan wayang kulit, agar bisa diterima oleh semua kalangan.
Kini, dalang beken itu telah tiada. Sejumlah kerabat dan peziarah berdatangan memberikan penghormatan terakhir di rumah duka di Padukuhan Gayam, Desa Argosari, Sedayu, Bantul.
Di antaranya, ada Susilo Nugroho, pemain teater sekaligus pelawak Indonesia yang dikenal dengan nama Den Baguse Ngarso.
Menurut dia, dalang Seno merupakan sosok yang mampu mengkolaborasikan antara tuntutan dengan tontonan.
Selama ini dikotomi antara tontonan dan tuntutan selalu diperdebatkan.
"Tapi Ia (Ki Seno) memilih tontonan tidak bisa dihindarkan, karena ini pertunjukan," ungkapnya.
Dari kreativitas pertunjukan Ki Seno itu, Den Baguse justru melihat suatu lompatan besar yang menurutnya itu benar.
Misalnya, di kalangan penggemar Ki Seno, selalu dielu-elukan dengan tokoh Bagong.
Sebab, Bagong yang dimainkan versi Seno adalah sosok yang cerdas.