Uji Coba Semi Pedestrian Malioboro: Gubernur DIY Akui Sulit Tentukan Tempat Parkir Baru di Malioboro
Uji Coba Semi Pedestrian Malioboro: Gubernur DI Yogyakarta Akui Sulit Menentukan Tempat Parkir Baru di Sekitar Malioboro
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja Miftahul Huda
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X berharap, uji coba rekayasa Sistem Satu Arah (SSA) dan semi pedestrian di kawasan Malioboro yang dimulai pada hari ini, Selasa (3/11/2020) hingga 15 November 2020 nanti dapat memberikan kepastian ke depannya.
Sehingga para penyedia becak motor (betor) dan pedagang di sekitar Malioboro dapat segera menyesuaikan dengan kebijakan tersebut.
"Harapannya pada akhirnya bisa menemukan kepastian ya. Dan bagaimana dengan keterbatasan parkir, sehingga itu bisa segera diatur sedemikian rupa," katanya saat ditemui di Kepatihan, Selasa (3/11/2020).
Sultan menambahkan, dirinya belum mengetahui secara persis kondisi di lapangan seperti apa.
Untuk itu, adanya uji coba semi pedestrian Malioboro dan rekayasa SSA kali ini bisa mendapatkan solusi terkait ketersediaan tempat parkir.
Baca juga: Antisipasi Bencana Hidrometeorologi, PMI DI Yogyakarta Siagakan Posko Aktif 24 Jam
Baca juga: Selama Libur Panjang, Ribuan Wisatawan Kunjungi Tebing Breksi di Sleman
"Saya tidak tahu persis kondisinya seperti apa. Karena tidak mudah untuk mencari ruang yang kosong di sekitar itu. Ya kan?" Sambung Sultan.
Maka dari itu, lanjut Sultan dengan adanya uji coba kali ini, instansi terkait dapat menemukan solusi dengan mengidentifikasi spot mana yang layak dijadikan kantung parkir.
"Dalam arti ya itu harus bisa mencari ruang utuk tempat parkir bus. Kalau setiap sebulan 3.000 ya susah itu. 500 lebih per weekend, susah itu," tegas Sultan.
Sementara untuk parkir sepeda motor, Sultan masih tidak terlalu khawatir, namun demikian khusus tempat parkir untuk bus ini lah yang menjadi problem bersama.
Karena menurutnya tidak mudah mencari tempat parkir di sekitar kawasan Malioboro.
"Kalau mau saya itu ya masuk Malioboro jalan. Tapi tidak mudah mencari tempat parkir di sekitar Malioboro," urainya.
Baca juga: Penjelasan BMKG Terkait Dampak 6 Siklon Tropis yang Terpantau Muncul di Wilayah Indonesia
Baca juga: Satpol PP DI Yogyakarta Layangkan Surat Peringatan ke 59 Pengusaha Sektor Pariwisata
Menurut Sultan, ada beberapa perilaku masyarakat yang akhirnya justru membuat keinginan untuk menerapkan semi pedestrian menjadi sulit dilakukan.
"Masalahnya kebiasaannya mengantar turis maunya sampai ke rumah sih. Akhirnya kan kesulitan. Mestinya tidak begitu," sambungnya.
Sementara saat disinggung mengenai dampak penurunan omzet pedagang di sekitar Malioboro yang dikhawatirkan atas dilakukannya uji coba semipedestrian tersebut, Sultan baru akan membuat layout untuk antisipasi hal itu.
Sebagai langkah terkini, pemerintah DIY mengosongkan Hotel Mutiara dengan maksud agar kekhawatiran terjadinya penurunan omzet bisa teratasi.
"Ya nanti kami carikan layout. Makanya kami kosongkan Hotel Mutiara ini kan jadi pilihan-pilihan yang mana dia tidak terlepas dari Malioboro. Tapi juga bagaimana kehidupan PKL bisa lebih baik," pungkasnya. (hda)