Kabupaten Klaten
Hujan Mulai Turun, BPBD Klaten Masih Dropping Air Bersih di 5 Desa di Kecamatan Bayat
Hujan Mulai Turun, BPBD Klaten Masih Dropping Air Bersih di 5 Desa di Kecamatan Bayat
Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Lima desa di Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten kembali mendapatkan bantuan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kelima desa yang mendapatkan dropping air bersih yakni Desa Krikilan, Gunung Gajah, Jambakan, Wiro dan Ngerangan.
Hingga saat ini, sudah 323 tangki air bersih yang disalurkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klaten di wilayah tersebut.
"Hari ini ada bantuan air bersih di lima desa di Kecamatan Bayat yakni di desa Krikilan, Gunung Gajah, Jambakan, Wiro dan Ngerangan," ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Klaten, Sri Yuwana Haris Yulianta, Selasa (3/10/2020).
Ia menambahkan, Kecamatan Bayat menjadi wilayah paling terdampak pada musim kemarau tahun 2020 ini.
Baca juga: Massa di Klaten Gelar Orasi Terbuka, Protes Presiden Prancis dan Tolak UU Cipta Kerja
Baca juga: KPU Klaten Libatkan Pakar dan Akademisi dalam Tim Panelis Debat Publik Perdana
Dari 5 kecamatan yang sudah menerima bantuan air bersih di Klaten, Kecamatan Bayat mendapatkan suplai air bersih paling banyak yakni mencapai 323 tangki air bersih.
"323 tangki air bersih itu didistribusikan kepada 10 desa di Kecamatan Bayat," jelasnya.
Selain itu, Haris juga merinci, adapun empat kecamatan lain yang juga telah menerima bantuan air bersih yakni, Kecamatan Kemalang, Jatinom, Karangnongko dan Trucuk.
"Di Kecamatan Kemalang total sudah disalurkan sebanyak 273 tangki air bersih dan Jatinom 74 tangki air bersih. Lalu untuk Trucuk 16 tangki air dan Karangnongko 1 tangki air di Desa Kanoman," imbuhnya.
"Kalau ditotal secara keseluruhan, 687 tangki air bersih telah disalurkan selama musim kemarau tahun ini di lima kecamatan," tambahnya.
Sebelumnya, Haris juga menjelaskan jika dropping air bersih ke desa-desa yang terdampak kemarau akan terus disalurkan hingga 10 November 2020 mendatang.
"Dropping masih berlangsung paling tidak sampai 10 hari pertama di bulan November. Kalau hujan masih intensitas rendah, sumur-sumur warga belum terisi signifikan jadi kita masih tetap dropping," tandasnya.(Tribunjogja/Almurfi Syofyan)