Yogyakarta
DLHK Kesulitan Cari Solusi, Produksi Sampah di DIY Tak Seimbang dengan Kapasitas Penampungan
DLHK Kesulitan Cari Solusi, Produksi Sampah di DIY Tak Seimbang dengan Kapasitas Penampungan
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kesulitan menemukan solusi terkait permasalahan sampah yang volumenya naik tiap tahun.
Berdasarkan catatan DLHK DIY dalam satu hari sebanyak 600 ton sampah dihasilkan masyarakat di daerah Yogyakarta yang dibuang ke tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) Piyungan.
Padahal, kapasitas TPST Piyungan sudah tak mampu menampung sampah dengan jumlah yang besar.
Kepala Seksi Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah, DLHK DIY, Jito mengatakan, sampah masih menjadi polemik berkepanjangan di DIY yang tak kunjung temukan solusi.
"Ini menjadi tugas bersama antara masyarakat dengan pemerintah untuk lebih konsisten dalam menangani sampah.
Di DIY sendiri sudah masuk kategori gawat akan penumpukan sampah, ditengarai tak seimbangnya jumlah sampah dengan penampungannya,"jelasnya kepada Tribunjogja.com, Selasa (03/11/2020).
Baca juga: Prihatin Hanya jadi Sampah, Warga Parangtritis Sukses Olah Limbah Styrofoam menjadi Batako
Baca juga: Sampah Menumpuk, UPT Malioboro Mengaku Prihatin
Ia menambahkan, dalam penelitian yang dilakukan pihaknya setiap satu orang berpotensi menghasilkan sampah sebesar 0,4 kilogram per harinya.
Tentunya, jumlah ini tak sebanding dengan kapasitas penampungan sampah yang ada di DIY.
"Bertambahnya manusia diikuti pula dengan meningkatnya sampah. Namun, sayangnya berbanding terbalik dengan lokasi pengolahan sampah yang jumlahnya minim sekali," ujarnya.
Ia mencontohkan, TPST Piyungan yang seharusnya memiliki masa daya tampung pada 2012 masih terus dipaksa menampung sampah masyarakat.
Alhasil, tumpukan sampah terjadi karena tak sesuainya kapasitas aslinya.
"Memang sudah layaknya ada perluasan tempat pembuangan akhir namun terkendalanya lahan sampai sekarang masih belum temukan jawaban. Sehingga, penimbunan sampah masih dilakukan hingga sekarang,"pungkasnya. (Tribunjogja/Nanda Sagita Ginting)