Wawancara Eksklusif: Deretan Langkah dan Strategi Pemkot Yogya untuk Memulihkan Perekonomian
Pandemi Covid-19 benar-benar memberi pukulan telak bagi Kota Yogyakarta, yang selama ini sangat menggantungkan pemasukan dari sektor pariwisata.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Kurniatul Hidayah
Bahkan, infonya, dari pusat juga akan menerapkan sertivikasi hotel, restoran dan unit usaha mana saja yang sudah menerapkan protokol kesehatan.
Ya, dalam pemulihan ekonomi itu harus menomorsatukan protokol kesehatan.
Seberapa besar dampak dari bantuan yang dikucurkan oleh pemerintah dalam peningkatan daya beli masyarakat?
Kalau kita lihat data kemarin, sekarang investasi mulai naik.
Jumlah wisatawan juga naik, meskipun bulan Agustus hingga September lalu turun.
Tapi, yang jelas dampaknya sudah mulai kelihatan itu.
Apakah ada alokasi dari Biaya Tidak Terduga (BTT) Pemkot Yogyakarta untuk upaya pemulihan ekonomi ini dan sektor mana yang masih perlu diperkuat?
Tentu, di Pariwasata Rp 33 miliar, termasuk yang dari pusat itu ya, karena masuk BTT juga.
Kemudian, kalau ditambahkan dari teman-teman (instansi) lainnya, bisa mencapai sekitaran Rp 80 miliar.
Sekarang ini, total BTT di Pemkot Yogyakarta, yang masih tersedia lebih kurang Rp 240 miliar.
Kami melihat saat ini UKM yang harus diperkuat.
Terutama yang mikro. Tentunya, banyak sekali hal-hal yang harus kita lakukan di sana, selama masa pandemi ini.
Kondisi saat ini sudah mendekati akhir tahun, apakah BTT akan dialokasikan lagi khususnya untuk upaya pemulihan ekonomi saat memasuki 2021 nanti?
Kita melihat dulu kebijakan pemerintah pusat.
Kebijakan itu apakah kita masih akan mendorong pemanfaatan BTT untuk pemulihan ekonomi, atau kemudian kita harus menyiapkan berapa untuk penyediaan vaksin.
Namun, melihat kondisi sekarang, untuk beberapa bidang mungkin masih tetap kita lakukan, misalnya untuk sektor pariwisata dan sebagainya.
Tapi, mudah-mudahan tahun depan bisa membaik, aktIvitas kembali berjalan normal, dengan tetap menjalankan prokes. (aka)