Kota Yogya
Kapasitas Terbatas, Pemkot Yogya Minta Wisatawan Tidak Memaksakan Parkir di Sekitaran Malioboro
Wisatawan tak harus memaksa parkir di dekat Malioboro, mengingat pengunjung selama libur panjang, serta cuti bersama ini mengalami lonjakan.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta meminta wisatawan supaya tidak memaksakan diri untuk memarkir kendaraannya di kawasan Malioboro, lantaran kapasitas sangat terbatas.
Apalagi, beberapa kantong alternatif pun sejatinya sudah tersedia.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Yogyakarta, Agus Arif Nugroho mengatakan, satu dari beberapa kantong parkir yang tersedia dan kondisinya masih memungkinkan ialah taman parkir Ngabean.
Menurutnya, lokasinya pun bisa dibilang tidak terlalu jauh dari kawasan Malioboro.
"Jadi, parkirnya tidak harus mendekat. Kantong parkir kan banyak, di Ngabean itu masih sering selo. Itu tidak terlalu jauh, tidak sampai dua kilometer ya, sehingga masih bisa diakses," ungkapnya, Kamis (29/10/2020).
Baca juga: Jelang Libur Panjang, Okupansi Hotel di Yogyakarta Mulai Menggeliat
Oleh sebab itu, ia berharap, wisatawan tak harus memaksa parkir di dekat Malioboro, mengingat pengunjung selama libur panjang, serta cuti bersama ini mengalami lonjakan.
Terlebih, seandainya enggan berjalan kaki dari kantong parkir, transportasi publik pun tersedia.
"Lebih ekstrem lagi, kalau datang dari (Bandara) Adisutjipto, bisa parkir di sana, terus naik Trans Jogja untuk ke Malioboro. Ini pola transportasi yang sempat kita ujicobakan pas liburan akhir tahun 2019 di Amongraga. Lebih penting mobil, atau orangnya yang masuk," tambahnya.
Menurutnya, wisatawan dari luar daerah harus memahami bahwa wilayah Kota Yogyakarta teramat kecil, sehingga tak mungkin menyediakan lahan parkir yang memadahi untuk kawasan Malioboro.
Terlebih, semua turis yang datang ke kota pelajar dipastikan singgah di sana.
"Memang, ini dilematis, Yogyakarta kota kecil. Kalau bicara berapa luasan yang dibutuhkan untuk menampung parkir di Malioboro, separuhnya dibabat untuk parkir pun saya rasa tidak akan cukup," terang Agus.
"Makanya, kita harus menata situasi dan kondisi ini dengan mengoptimailisasi transportasi publik. Jadi, kantong parkir jauh, tapi ada alat transportasi yang nyaman dan murah untuk menuju Malioboro," tambahnya.
Baca juga: Persiapan Libur Panjang, Pemkot Yogya Langsungkan Apel Gelar Pasukan
Bagaimana tidak, dalam kondisi normal, setiap harinya ada sekitar 1.300 mobil dan 5.000 motor yang berlomba masuk kawasan Malioboro.
Dari jumlah tersebut, rata-rata turis bertahan di Malioboro dalam kurun waktu yang lama, sehingga turn over kendaraan melambat.
"Biasanya, orang berkunjung ke satu tempat itu cuma satu, atau dua jam. Tapi, di Malioboro ini tidak, mereka bisa masuk jam tiga sore, jam sembilan malam baru keluar. Nah, situasi seperti ini yang juga kita hadapi," jelasnya.